Miris Ibu Muda Asal Patuk Ini Badannya Mati Separo Sehabis Operasi Otak

Patuk, (kupass.com) — Indriyowati (33) warga Padukuhan Panjatan, Kalurahan Pengkok, Kepanewon Patuk harus terbaring lemah di tempat tidurnya, ibu muda itu menahan rasa sakit karena mengalami nyeri tubuh bagian kiri (mati separo).

Kondisi yang dialami ibu satu anak itu semakin lemah sehabis menjalani operasi otak di RSUP Sardjito Yogyakarta beberapa waktu lalu. Usia produktif layaknya ibu rumah tangga pada umumnya harus ia jalani dalam kesehariannya di atas tempat tidur dan kursi roda.

Tak hanya itu, penderitaan ibu satu anak tersebut semakin bertambah saat dokter menyatakan Indriyowati mengalami sakit struk dengan tekanan darah tinggi (hipertensi). Dokter RSUP Sardjito juga menyarankan agar yang bersangkutan tidak hamil, menurut dokter apabila Indiyowati hamil maka dapat beresiko pada anak yang dikandungnya.

Indriyowati (33)

“Namun ternyata bu Indriyowati hamil, kandungannya hanya bertahan hingga usia 7 bulan. Anak yang berada dalam kandungan meninggal dunia belum lama ini akibat pengaruh dari penyakit yang di derita beliau,”ujar aktivis Muhammadiyah Heri Listyantoro, Jumat (14/08/2020).

Heri yang juga pegiat sosial kemanusiaan Kabupaten Gunungkidul itu juga menceritakan saat dia berkunjung ke rumah Indriyowati. Kepada wartawan Heri menjelaskan bahwa tidak ada barang mewah di rumah yang dihuni oleh Indriyowati. Suaminya yang hanya bekerja sebagai petani membuat kehidupan keluarga itu berada di bawah garis kemiskinan.

“Kondisi ekonomi sangat memprihatinkan, suami hanya bekerja sebagai petani dengan hasil yang tidak tetap. Selain itu suaminya juga harus memberikan nafkah untuk anaknya yang masih duduk di kelas 3 SD serta merawat ibunya yang sudah lansia,”imbuh pria yang akrab disapa Kang Toro itu.

Indriyowati hanya bisa tersenyum dengan ramah, walaupun masih bisa duduk di tempat tidur kondisi tubuhnya terlihat kemah. Rambut panjang layaknya seorang wanita harus dia relakan setelah menjalani operasi otak.

“Dalam satu minggu sekali bu Indiyowati harus kontrol ke rumah sakit. Meskipun sudah mempunyai BPJS, namun biaya carter mobil untuk periksa menjadi permasalahan tersendiri bagi beliau, “imbuhnya.

Menurut Heri, kebutuhan yang sangat mendesak untuk diperbantukan kepada Indriyowati adalah biaya akomodasi untuk periksa atau ambulan gratis, biaya hidup sehari-hari dan biaya pendidikan untuk anaknya.

“Selain itu kebutuhan lain adalah perbaikan rumah yang diketahui tidak layak untuk dihuni dan belum memenuhi standard kesehatan terutama bagi orang sakit,”terangnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *