Banyak Permainan Tradisional, Kalurahan Ini Dinobatkan Sebagai Rintisan Budaya

Semin, (kupass.com)–Melalui Surat Keputusan (SK), Bupati Gunungkidul Sunaryanta menobatkan Kalurahan Bendung, Kapanewon Semin menjadi Kalurahan rintisan budaya. Selain memiliki ciri khas khusus, Bendung mempunyai banyak permainan seni yang hingga kini masih dilestarikan.

Lurah Bendung, Kapanewon Semin Didik Rubiyanto mengatakan, sebelum naik status menjadi Kalurahan rintisan wilayahnya memiliki predikat kantong budaya. Dia berharap bahwa perubahan status ini akan menjadikan Bendung memiliki ciri khas khusus.

“Selain kalurahan rintisan budaya, Kalurahan kami juga sudah menerima predikat sebagai Kalurahan wisata pada awal tahun lalu. Harapan kami ini berdampak pada kesejahteraan masyarakat,”kata Didik usai menerima SK dari Bupati Gunungkidul, Senin (04/07/2022).

Menurutnya, potensi budaya dan wisata yang kini berkembang akan terus dilestasikan warga masyarakat. Potensi budaya ini menjadikan Kalurahan Bendung menjadi juara kedua Kalurahan Rintisan Budaya tingkat Kabupaten pada tahun ini
Didik berujar bahwa budaya yang masih dilestarikan hingga saat ini adalah Jemparingan Patri Jiwa yang berada di Padukuhan Widoro Lor, gejok lesung di Padukan Garotan, Laras Madyo
Giri Handayani di padukuhan Dringo serta sejumlah permainan tradisional lainnya.

“Untuk potensi kalurahan wisata, lebih banyak pada wisata edukasi. Seperti edukasi pertanian, pabrik tahu, omah dalang, banyu kendi dan tenun budidaya ulat sutra,” katanya.

Didik berharap, dengan adanya predikat tersebut akan banyak proyek infrastruktur dari pemerintah yang masuk di Kalurahan Bendung sehingga pembangunan akan selaras mendukung keberadaan destinasi wisata seni dan budaya yang ada.

Sementara Bupati Gunungkidul, Sunaryanta mengatakan, masyarakat diharapkan tidak bosan dalam mengembangkan dan melesatarikan seni dan budaya yang ada. Sehingga budaya yang positif ini akan tetap lestari sebagai salah satu modal untuk pembangunan di Gunungkidul.

“Harapan saya kesenian dan kebudayaan yang ada tidak mudah luntur terkisis oleh budaya asing,”kata Sunaryanta.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *