Imaji Sebut Satu Orang Bunuh Diri Berimbas Pada 135 Orang Disekitarnya

Wonosari, (kupass.com)–
Setiap nyawa yang hilang akibat kasus bunuh diri dapat berimbas kepada 135 orang yang terdampak dan menderita kesedihan. Hal tersebut dipaparkan oleh Ketua Yayasan Inti Mata Jiwa (Imaji) Joko Yanu Widiasta saat jumpa pers dengan wartawan pada Kamis (10/09/2020).

Menurut Joko satu orang yanh meninggal akibat bunuh diri akan berdampak pada pasangan hidup, anak, orang tua, teman dan kolega korban. Dia menjelaskan bahwa pencegahan bunuh diri menjadi tantangan universal setiap tahunnya.

“Bunuh diri menjadi salah satu dari 20 penyebab utama kematian secara global. Dari segala kelompok usia setiap tahun terjadi lebih dari 800.000 kematian karena bunuh diri atau setara dengan 1 orang melakukan bunuh diri setiap 40 detik di dunia,”kata Joko Yanu, Jumat (11/09/2020).

Dari data yang diperoleh Imaji, di wilayah Kabupaten Gunungkidul tercatat sebanyak tiga puluhan kejadian bunuh diri setiap tahunnya. Pada tahun lalu yakni 2019 tercatat ada 33 kejadian, sementata pada belum genap akhir tahun 2020 sampai saat ini tercatat sebanyak 22 kejadian dengan rincian 19 gantung diri dan 3 minum racun.

Dikesempatan yang sama Psikeater RSUD Wonosari sekaligus anggota Imaji dr Ida Rohmawati berpendapat, bunuh diri merupakan perkara yang rumit dan merupakan irisan faktor resiko genetik psikologi, sosial dan budaya serta faktor risiko lainnya terkadang berkaitan dengan pengalaman traumatik.

“Yang pernah terjadi kasus-kasus bunuh diri menunjukkan peristiwa dengan berbagai macam motif, berawal dari sebab akibat yang unik dan bersifat kompleks,”terangnya.

Menurutnya ragam situasi menjadi tantangan bagi semua pihak untuk berperan dalam pencegahan bunuh diri. Tantangan tersebut dapat diatasi dengan mengadopsi pendekatan dan menyatukan pemahaman serta langkah diberbagai jenjang.

“Kita semua memegang peran penting dalam tindakan pencegahan, kita dapat membuat tindakan yang pro pencegahan. Sebagai anggota masyarakat, anak, orang tua, teman dan sebagai kolega serta sebagai tetangga,”terangnya.

Lanjut Ida, kesadaran dan kepedulian tentang masalah rumit tersebut dapat mendidik diri sendiri dan orang lain tentang faktor resiko bunuh diri. Mengenali tanda – tanda perilaku bunuh diri serta menunjukkan kasih sayang dan kepedulian kepada mereka yang berada dalam kesulitan.

“Kita dapat menghapus anggapan dan cap buruk stigma perilaku bunuh diri dan masalah kesehatan mental. Pencegahan bunuh diri butuh tindakan nyata semua pihak, manfaat positif upaya pencegahan bunuh diri sangat berdampak besar dan pengaruhnya. Berpengaruh tidak hanya bagi mereka yang dilanda kesusahan, tetapi juga berdampak pada orang yang mereka cintai,”kata Ida.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *