BAM PWPM DIY, Peneguhan Pemuda Negarawan Sebagai Suluh Peradaban

Playen, (kupass.com)–Sebanyak puluhan kader Pemuda Muhamadiyah mengikuti
Baitul Arqam Madya (BAM) yang diselenggarakan oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhamadiyah (PWPM) DIY. Kegiatan BAM dengan tema “Peneguhan Pemuda Negarawan Sebagai Suluh Peradaban” ini bertujuan untuk Mendorong dan memfasilitasi kader mengembangkan potensi diri potensi ekonomi dan keotonomian serta mengasah kepekaan sosial dan sense of crisis kader Pemuda Muhammadiyah.

Ketua PWPM DIY Anton Nugroho menjelaskan bahwa, BAM Pemuda Muhammadiyah ini disebutnya merupakan
proses perkaderan tingkat lanjutan (sebelumnya tingkat dasar, dan terakhir
tingkat Peripurna) di Pemuda Muhammadiyah. Proses ini
merupakan hal wajib yang harus diikuti oleh anggota atau kader, baik yang
baru masuk maupun yang sudah masuk tapi belum mengetahui lebih jauh tentang Pemuda Muhammadiyah.

“Kesinambungan gerakan tersebut selain diperoleh melalui perkaderan. Bukan hanya sekedar kesinambungan gerakan melainkan juga mencetak aktor penerus gerakan, sehingga organisasi akan terus berjalan meskipun silih berganti kepemimpinan,”terang Anton usai acara yang diselenggarakan di SMK Muhammadiyah 1 Playen, Kalurahan Logandeng, Kapanewon Playen pada Minggu kemarin (23/10/2022).

Menurut Anton, pada level Pimpinan Wilayah perkaderan diorientasikan pada penguatan
nilai-nilai keperibadian dan kemandirian, penguatan ideologi, kepemimpinan dan keorganisasian serta penguatan terhadap peran kemanusiaan dan kebangsaan. Di tubuh Pemuda Muhammadiyah, gerakan Pemuda Negarawan merupakan hal paten yang menjadi kebijakan organisasi.

“Pemuda Negarawan dalam tubuh Pemuda
Muhammadiyah tidak hanya menjadi jargon, melainkan sebuah proses panjang yang telah dan harus dilakukan.Pemuda Negarawan merupakan sebuah kebutuhan, bukan untuk
internal Pemuda Muhammadiyah, melainkan untuk bangsa ini,”imbuhnya.

Pemuda Muhammadiyah, lanjut Anton harus berperan agar terjadi perbubahan
dimasyarakat. Tidak hanya menjadi Pemuda Negarawan, semestinya kader-keder
Pemuda Muhammadiyah berproses untuk menjadi suluh peradaban. Artinya
menjadi sebuah penerang bagi proses-proses peradaban.

“Dikala banyaknya problematika ditengah-tengah masyarakat, hadirnya kader-kader Pemuda Muhammadiyah mampu menjadi penyejuk dan juru damai yang
menentramkan sehingga cita-cita Muhammadiyah yang menjadikan
negara Indonesia menjadi baldatun thoyyibatun warabbun ghofur,”bebernya.

Hal ini tentunya harus terealisasi dengan proses-proses yang panjang dan didukung oleh kualitas kader-kader yang menjadi suluh peradaban. Latar belakang ini menjadi analisis PWPM DIY dalam merancang sebuah perkaderan lanjutan.

“Tujuan BAM ini memang untuk mendorong dan memfasilitasi kader Pemuda Muhammadiyah untuk mengembangkan potensi diri, potensi ekonomi dan keotonomian, serta nengasah kepekaan sosial dan sense of crisis. Kami juga mendorong Pemuda Muhammadiyah untuk terus terlibat dalam peran-peran keumatan dan kebangsaan, termasuk ditingkat global,”tandas Anton.

Dikesempatan yang sama Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gunungkidul Muhammad Arif Darmawan mengatakan bahwa, pengkaderan melalui BAM ini diharapkan agar kader Pemuda Muhammadiyah mampu menjadi orang yang terus mengembangkan diri di berbagai lini khususnya di ruang publik.

“Tentu BAM menjadi peran penting di tingkat Pemuda Muhammadiyah tak terkecuali di Kabupaten Gunungkidul,”tandas Arif Darmawan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *