Kisah Inspiratif Warga Giriharjo, Sulap Kandang Ayam Jadi Lahan Tanaman Melon Hidroponik

Panggang, (kupass.com)–Seorang warga di Padukuhan Panggang 3, Kalurahan Giriharjo,Kapanewon Panggang, Antonius Yosef Karmadi Eko (48), berhasil membudidayakan tanaman buah melon, dengan sistem hidroponik dengan memanfaatkan bekas kandang ayam.

Bermodalkan lahan seluas 10 meter x 56 meter yang tidak jauh dari rumahnya, Eko membudidayakan kurang lebih 1400 tanaman buah melon. Dalam sekali panen dia mampu mendapat puluhan jutaan rupiah dalam kurun waktu 3 bulan.

Saat ditemui dirumahnya Eko menjelaskan, ide usaha budidaya melon jenis Hamil Sweet tersebut, dilakukan pada musim pandemi tahun 2020 lalu. Bermula ketika hasil ternak ayam sudah tidak lagi produksi, Eko pun berinisiatif untuk menanam buah buahan salah satunya Melon.

Benar saja, dilahan tandus yang serba kekurangan air ini, dirinya sukses membudidayakan tanaman melon Hidroponik dengan hasil panen yang menggiurkan.

Dia mengungkapkan perbedaan melon premium hidroponik miliknya dengan tanaman buah melon pada umumnya adalah pada rasa yang manis, seperti madu. Selain itu, melon Hamisweet hidroponik memiliki daging buah yang crunchy bila disantap.

“Yang membedakan dari yang lain, melon honey sweet ini rasanya crunchy dan manis gitu. Dan lebih lama akan lebih terasa manis,”terangnya Senin (04/12/2023).

Dia mengaku, ribuan tanaman melon miliknya, tergolong memiliki produktifitas yang tinggi. Sehingga ia mampu menghasilkan ribuan buah melon dalam sekali panen. Melon premium ini diklaim laku keras di pasaran karena perbedaan rasa dan kualitas daging buah melon yang lebih enak dan lebih manis.

“Meskipun masih tahap belajar, kami sekali musim panen total bisa mencapai 1,8 Ton, dengan berat rata rata kurang lebih 1,8 kilo gram sampai 2 kilo gram. Untuk pemasarannya kami tidak merasa kesulitan karena ada beberapa suplayer dan pengepul,”imbuhnya.

Eko menambahkan, untuk harga melon dibandrol dengan harga Rp 40 ribu per kilogramnya. Harga itu sesuai dengan kualitas dari daging dan rasa buah melon premium tersebut. Dalam sekali panen, Eko mengaku bisa menghasilkan untung hingga 50 juta rupiah.

Selain menamam melon, Eko juga menanam tanaman Kemukus dan Fanili.
Eko berharap, tanaman ini bisa menjadi Ikon Desa, dan ada perhatian dari dinas terkait.

“Kami berharap ada perhatian dari dinas terkait, karena tanaman hidroponik ini memakai media air, dan air disini untuk pertanian harus membeli. Kami berharap ada usaha pengairan untuk lahan pertanian di sini,”pungkasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *