Warga Sekomplek Ngenep Dadapaayu Semanu Gelar Pengajian Akbar dan Sholawatan Bersama Ustadz Jayadi dan Gus Wahid

Fajar Risdiyanto

0 Comment

Link
BFE6C012 1D66 4BAE A2A0 FFBC99585417

Semanu, (kupass.com)—Warga masyarakat sekomplek Ngenep yang terdiri dari Padukuhan Mojo, Sembuku, Pomahan, Karangtengah dan Padukuhan Nogosari, Kalurahan Dadapayu, Kapanewon Semanu, Kabupaten Gunungkidul, dalam rangka Syawalan 1446 Hijriyah/ tahun 2025 menggelar Pengajian akbar dan sholawatan bersama Ustadz Jayadi dan Gus Wahid dengan diiringi kelompok hadroh Adem Ayem Gunungkidul.

Acara syawalan halal bihalal warga sekomplek Ngenep ini berlangsung pada hari Selasa, 15 April 2025 malam bertempat di halaman rumah bapak Gunawan Aribowo di Padukuhan Mojo, Kalurahan, Dadapayu, Kapanewon Semanu, Gunungkidul, D.I Yogyakarta.

Ketua Panitia syawalan warga masyarkat sekomplek Ngenep, Doni Surya Kesuma, kepada awak media mengatakan, acara syawalan ini diadakan berkat kerja sama yang baik dari warga masyarakat lima padukuhan, baik yang tinggal di kampung halaman maupun di perantauan. Acara ini dihadiri kurang lebih tiga ribuan jama’ah.

Ikrar syawalan dibacakan oleh Rustanto, S.Ag. dan diterima oleh Lurah Kalurahan Dadapayu, Nanang Arianja, S.Pd.I.

Duet Ustadz Jayadi dan Gus Wahid dalam satu panggung yang sama ini menghadirkan suasana yang berbeda dan istimewa. Menurut ustadz Jayadi, S.Pd, pengajian dan sholawatan ini menunjukan adanya kolaborasi yang inspirstif antara Nahdhotul Ulama dengan Muhamadiyah. Saya apresiasi sekali pada warga komplek Ngenep atas acara syawalan ini yang begitu antusias. Ustadz Jayadi kemudian menyampaikan ceramahnya dengan tema guyup rukun.

Dengan isi tentang Ukhuwah Islamiyah, Ukhuwah Basyariyah dan Ukhuwah Wathoniyah. Umat Islam harus guyup rukun, walaupun berbeda organisasi, warna baju, beda bendera,bahkan berbeda agama, semua harus tetap rukun. Jika ada suatu masalah apapun, maka harus diselesaikan dengan damai, sehingga guyup rukun akan selalu terjaga. Ustadz Jayadi kemudian menerangkan sejarah berdirinya NU dan Muhamadiyah yang didirikan oleh dua Ulama besar yaitu Kyai Haji Ahmad Dahlan dan Kyai Haji Hasyim Asyhari. Beliau keduanya menimba ilmu dengan guru yang sama, bahkan satu kamar dalm pondok pesantren di Semarang, di pondoknya KH Soleh darat, terang ustadz Jayadi.
Bahkan saking akrabnya beliau berdua, KH Hasyim Ashari memanggil Ahmad Dahlan dengan sebutan kakak dan KH Dahlan menyebut KH Hasyim Asya’ari dengan panggilan Adik.

Jadi Muhamadiyah dengan NU itu ibaratnya kakak beradik. Kedua organisasi ini memiliki misi yg sama, mewujudkan masyarakat yg diridhoi oleh Allah Subhanahu wata’ala. Berjuang untuk tercapainya negeri yang Baldatun thoyibatun warobbun ghofur. Menghadirkan ilsam yg rahmatan lil alamin. Dakwah bil hikmah, yaitu dakwah dengan kebijaksanaan, islam yang ramah, islam yg damai dan menyejukkan. Menebarkan kasih sayang untuk semesta alam, kata ustadz Jayadi.

Usai ceramah oleh ustadz Jayadi dilanjutkan dengan sholawatan dan do’a oleh Gus Wahid Syarifudin Ahmad dengan diiringi kelompok Hadroh Adem Ayem yang sudah sangat familier bagi jamaah.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar