Berikut ini adal sebuah Kajian menarik yang disampaikan oleh Habib Hasan Abdullah Alkaff, SH, S.Pd, M.A.P, C.I, CET dan dicatat oleh Sugani di Masjid Pangeran Diponegoro, Balaikota, Yogyakarta. Semoga memberi manfaat untuk kita semua, kali ini akan membahas Pentingnya Niat.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
وَمَآ اُمِرُوْٓا اِلَّا لِيَعْبُدُوا اللّٰهَ مُخْلِصِيْنَ لَهُ الدِّيْنَ ەۙ حُنَفَاۤءَ وَيُقِيْمُوا الصَّلٰوةَ وَيُؤْتُوا الزَّكٰوةَ وَذٰلِكَ دِيْنُ الْقَيِّمَةِۗ
”Mereka tidak diperintah, kecuali untuk menyembah Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya lagi hanif (istikamah), melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Itulah agama yang lurus (benar).” (QS. Al-Bayyinah [98]:5)
Niat merupakan perkara yang amat penting dalam Islam. Sampai-sampai Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam mengabarkan bahwa segala amal perbuatan itu tergatung pada niat Si Pelaku. Seorang mendapatkan buah dari amalannya sesuai keadaan niat dalam hatinya.
Dalam sebuah hadist yang masyhur, disampaikan oleh sahabat Umar bin Khatab radhiyallahu’anhu, Nabi shallallahua’laihi wasallam bersabda,
إنما الأ عمال بالنيات، وإنما لكل امرئ ما نوى
“Sesungguhnya amalan itu tergantung niatnya dan seseorang akan mendapatkan sesuai dengan apa yang ia niatkan” (HR Bukhari & Muslim)
Fungsi Utama Niat
Dalam buku Al Akhbar – Seputar Kita susunan Ir Tebyan A’maari Amachalli MM dikatakan fungsi niat terdiri atas dua hal. Yang pertama ialah membedakan ibadah satu dengan ibadah lainnya.
Kedua, niat berfungsi membedakan tujuan seorang muslim dalam mengerjakan ibadah. Entah itu mengharap ridha Allah atau karena selain-Nya, seperti mengharap pujian, materi, atau jabatan.
Niat adalah sebagai azam atau tekad untuk mengerjakan suatu ibadah dengan ikhlas karena Allah, yang letaknya berada di dalam batin atau hati.
Pikir adalah mengolah data yang ada di otak, berupa:
- Ilmu
- Pengetahuan
- Wawasan
- Pengalaman
- Hati (qalbu)
Yang membedakan manusia dengan hewan adalah hati (qalbu)
Niat memiliki Dua Fungsi Utama, yaitu
- Membedakan antara satu ibadah dengan ibadah lainnya, atau membedakan antara ibadah dengan kebiasaan.
- Membedakan tujuan seseorang dalam beribadah. Jadi apakah seorang beribadah karena mengharap wajah Allah ataukah ia beribadah karena selain Allah, seperti mengharapkan pujian manusia.
Baiknya hati adalah dengan baiknya amalan. Dan baiknya amalan adalah dengan baiknya niat
Niat seorang mukmin lebih utama dari pada amalnya.
Dari Abu Hurairah, bahwa Nabi Muhammad Saw. bersabda,
إِنَّ اللَّهَ كَتَبَ الْحَسَنَاتِ وَالسَّيِّئَاتِ ، ثُمَّ بَيَّنَ ذَلِكَ فَمَنْ هَمَّ بِحَسَنَةٍ فَلَمْ يَعْمَلْهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ حَسَنَةً كَامِلَةً ، فَإِنْ هُوَ هَمَّ بِهَا فَعَمِلَهَا كَتَبَهَا اللَّهُ لَهُ عِنْدَهُ عَشْرَ حَسَنَاتٍ إِلَى سَبْعِمِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى أَضْعَافٍ كَثِيرَةٍ
“Sesungguhnya Allah mencatat berbagai kejelekan dan kebaikan lalu Dia menjelaskannya. Barangsiapa yang bertekad untuk melakukan kebaikan lantas tidak bisa terlaksana, maka Allah catat baginya satu kebaikan yang sempurna. Jika ia bertekad lantas bisa ia penuhi dengan melakukannya, maka Allah mencatat baginya 10 kebaikan hingga 700 kali lipatnya sampai lipatan yang banyak.” (HR. Bukhari no. 6491 dan Muslim no. 130)
Ada beberapa keutamaan niat yang perlu ketahui terlebih dahulu, di antaranya:
- Tidak Ada Amalan yang Diterima Kecuali Berdasarkan Niat
Misalnya, tidak sah melakukan wudu atau salat jika tidak diawali dengan niatnya masing-masing. - Manusia akan Diberi Pahala dan Siksa Menurut Niatnya
Jika niatnya baik, maka amalnya akan baik. Jika niatnya buruk, maka amalnya buruk walaupun bentuknya baik. - Nilai dari Hasil Perbuatan Tidak Lagi Dilihat Perihal Niatnya
Segala perbuatan manusia terdiri atas tiga bagian yaitu ketaatan, kemaksiatan, dan perkara mubah.Perbuatan maksiat tidak bisa diubah sama sekali dengan niat baik.Misalnya saat seseorang yang mencuri harta orang lain dengan niat untuk sedekah ke fakir miskin, maka hukumnya tetap dosa dan haram. - Pemisah Antara Amal Ibadah dan Biasa
Niat membedakan tindakan ibadah dengan tindakan biasa dalam kehidupan sehari-hari.Meskipun tindakan tersebut mungkin serupa secara fisik, niat yang berbeda mengubahnya menjadi ibadah yang bernilai di sisi Allah.
Ketentuan Niat:
- Definisi Niat Secara bahasa, niat berarti bermaksud, baik untuk perbuatan yang baik maupun buruk. Dalam konteks Fikih, niat diartikan sebagai: bermaksud pada perbuatan baik yang dilakukan bersamaan dengan awal pelaksanaannya. Artinya, niat harus disertakan saat awal melakukan suatu amal ibadah atau perbuatan baik.
- Waktu Niat Waktu niat harus bersamaan dengan awal pelaksanaan suatu perbuatan. Sebagai contoh, dalam wudhu, niat harus dilakukan saat membasuh bagian wajah. Namun, terdapat pengecualian pada niat puasa yang harus didahulukan sebelum waktu fajar shadik, mengingat sulitnya menentukan waktu tersebut secara pasti.
- Tempat Niat
Niat harus berada di hati, sedangkan lisan hanya sebagai media bantu untuk memantapkan hati saat berniat.
Meskipun disunahkan mengucapkan niat, hal ini lebih sebagai bentuk pemantapan agar tidak menimbulkan keraguan. - Hukum Niat Niat adalah bagian dari rukun ibadah yang wajib dilakukan. Jika satu rukun tidak dikerjakan, ibadah tersebut menjadi batal. Oleh karena itu, hukum niat dalam ibadah berstatus wajib.
- Syarat Niat
✅ Islam,
✅ tamyiz (pemahaman),
✅ mengetahui objek niat,
✅ mantap (tanpa keraguan), dan
✅ tidak mendatangkan hal-hal yang mentiadakan niat. - Tujuan Niat Tujuan di balik disyariatkan niat adalah untuk membedakan suatu ibadah dari perbuatan kebiasaan. Membasuh wajah, bisa berbeda dengan niat antara kewajiban wudhu dan cucu muka biasa.
Niat juga memainkan peran sebagai media untuk mengubah perbuatan yang semula kebiasaan menjadi ibadah yang bernilai dan mendatangkan pahala.
Sebagai contoh, duduk di masjid dengan niat iktikaf menjadi istimewa dibandingkan dengan duduk di masjid hanya untuk beristirahat.
Kunci sukses
- Nikmati proses
- Hargai progres
- Hindari protes (Sebab Orang yang suka protes, hatinya stres, tapi berikan saran dan masukkan)
Salah ada 3 jenis:
- ✅ Yang terkena musibah :
✅ Merasa tidak bersalah
✅ Diarahkan marah-marah
✅ Tidak mau mendatangkan yang salah - ✅ Yang membuat susah
✅ Hutang tidak lapor suami
✅ Nikah lagi tidak lapor istri - ✅ Yang mendapat berkah :
✅ Yang salah meminta maaf, yang benar memberi maaf.
Disampaikan Pada
PENGAJIAN AHAD PAGI
🗓 Hari, tgl : Ahad, 04 Dzulqaidah 1445 H./ 12 Mei 2024 M
🕌 Tempat : Masjid Pangeran Diponegoro, Balaikota, Yogyakarta
🎤 Penceramah : Habib Hasan Abdullah Alkaff, SH, S.Pd, M.A.P, C.I, CET
✍️ Pencatat : Sugani

KUPASS.com Cepat Dan Akurat; Media Online Gunungkidul Terpercaya
Tinggalkan komentar