Kuliahnya di Gunungkidul, Magangnya ke Jepang

Wonosari, (kupass.com)–Dua mahasiswa asal Universitas Gunungkidul (UGK) melaksanakan magang di Jepang. Dua mahasiswa UGK ini mengikuti program insternship, yakni program magang untuk mahasiswa yang masih mengikuti kuliah.

Disampaikan oleh Rektor UGK, Dr. Drs. Djuniawan Karna Djaja, MPA bahwa UGK saat ini memiliki program studi agroteknologi yang memungkinkan mahasiswa memiliki kesempatan magang hingga berkarier di negeri Sakura itu. Program studi tersebut telah dirancang untuk memberikan pemahaman mendalam tentang ilmu pertanian yang sangat kompleks.

“Jurusan yang satu ini adalah gabungan dari beberapa program studi yang ada di Fakultas Pertanian, yakni prodi Agronomi, Ilmu Tanah, dan juga Ilmu Hama dan Penyakit Tumbuhan,”terangnya.

Djuniawan menyebut bahwa banyak warga Indonesia yang bermimpi untuk bekerja atau magang di Jepang. Negara ini terkenal dengan teknologi mutakhir dan budaya yang unik. Kerja di jepang menjanjikan peluang karier dan gaji yang menjanjikan.

“Tak perlu jauh-jauh, warga Kabupaten Gunungkidul pun punya peluang yang besar pula agar dapat magang hingga bekerja ke jepang. Pilihannya ialah dengan mengambil kuliah di Universitas Gunung Kidul (UGK),”imbuhnha.

UGK yang terletak di Kalurahan Selang Kapanewon Wonosari, Kabupaten Gunungkidul, Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) ini merupakan perguruan tinggi yang sedang berkembang. Universitas ini memiliki beragam program studi. Salah satunya relevan dengan kebutuhan industri, terutama dalam konteks hubungan kerjasama dengan perusahaan Jepang.

“Mahasiswa UGK, atas jalinan kerjasama dengan Astroberry Co.,Ltd dapat melaksanakan praktek belajar atau kuliah kerja magang di Jepang. Nanti setelah menyelesaikan Pendidikan, dapat kembali bekerja di Jepang,” kata dia baru-baru ini.

Dia menambahkan bahwa pertama kalinya dua mahasiswa yang dikirim ke Jepang. Biaya perjalanan dan akomodasi disana pun ditanggung oleh perusahaan penerima mahasiswa magang. Sebagai rektor Djuniawan mempuy gagasan bahwa nanti, bukan hanya mahasiswa program studi agrotekologi saja, harapannya dari program studi yang lain juga dapat berangkat ke Jepang.

Sementara itu perwakilan perusahaan asal Jepang, Heri Kurnianta menjelaskan, dua mahasiswa UGK telah mengikuti program insternship, yakni program magang untuk mahasiswa yang masih mengikuti kuliah.

Untuk tahap selanjutnya dia menginginkan, mahasiswa yang nanti dikirim dalam rangka magang merupakan mahasiswa semester akhir. Sehingga, apabila perusahaan berniat mengikat mahasiswa dengan status sebagai tenaga kerja, mahasiswa yang bersangkutan hanya akan kembali sebentar ke Indonesia untuk menyelesaikan studi.

“Kemudian berkarir bekerja di jepang. banyak sekali lapangan kerja di Negara Jepang. Sayangnya, informasi tersebut belum sepenuhnya diterima masyarakat Indonesia,” ungkap dia.

Dihubungi via seluler, salah satu mahasiswa UGK yang berada di Jepang, Aldi Aminanto mengungkapkan, praktek magang di Jepang telah memberikan banyak pengalaman menarik baginya.

“Budaya kerja dan pola hidup harus tertib. Selama magang pihak perusahaan juga sangat menghargai upaya kami menyesuaikan diri dengan lingkungan kerja,” kata Aldi.

Aldi menambahkan, kegiatan praktek di sebuah kebun stroberi dimulai setiap jam 6 pagi waktu setempat. Agenda diawali dengan perapihan, penimbangan, seleksi/sortir dan penataan buah. Lalu dilanjutkan pembuatan pupuk degan takaran yang telah dihitung sediri. Ia dan temannya juga membuat insektisida dan penaggulangan.

Dari beberapa minggu selama di Jepang ia banyak memperoleh informasi. Salah satunya nilai gaji yang terpaut jauh dari Indonesia. Dia pun berencana akan serius mengikuti tiap kegiatan selama magang. Sehingga kelak perusahaan tertarik mengikatnya sebagai tenaga kerja.

“Kami berniat setelah nanti selesai kuliah di UGK akan kerja ke Jepang,”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *