Kisah Mbah Tumiyem Hidup Dengan Dua Cucunya, Listrik Masih Numpang Tetangga

Panggang,(kupass.com)–Nasib seorang lansia yang diketahui bernama Tumiyem warga Padukuhan Pudak, Kalurahan Giriwungu, Kapanewon Panggang bisa dibilang kurang beruntung. Bagaimana tidak, diusia 80 tahun dia harus berjibaku mengasuh kedua cucunya yang masih kecil bernama Denis dan Alfis.

Saat wartawan kupass.com menyambangi rumah Tumiyem, terlihat keadaan hidupnya memang sangat sederhana. Bagian depan rumahnya terlihat bangunan tembok permanen, namun pada bagian dapur sangat sederhana bahkan berantakan karena tidak terurus.

Jaringan listrik pun puluhan tahun, dia harus numpang ke Balai Padukuhan yang jaraknya sekitar 250 meter. Akses menuju kerumah Tumiyem hanya jalan setapak yang berjarak 200 meter dari jalan besar dan tidak bisa dilalui sepeda motor.

Di rumah berukuran 8 x 12 meter, dia terpaksa mengasuh kedua cucu dari anaknya yang bernama Waldiyanti. Anak pertamanya itu justru memilih pergi tanpa pamit dengan membawa anak ketiganya ke pulau Batam. Kedua anak Waldiyanti sendiri yang tinggal bersama Tumiyem merupakan buah pernikahannya dengan suami pertama sebelum akhinya bercerai.

“Saya akui memang serba kekurangan, tapi saya tidak pernah meminta bantuan orang lain. Namun jika ada yang memberi ya saya terima,”kata Tumiyem, Kamis (30/09/2021).

Selain mengasuh kedua cucunya, Tumiyem ternyata masih mempunyai anak bungsu bernama Sukamdi. Dia yang saat ini bekerja di warung Pecel Lele di kawasan Kabupaten Bantul. Sukamdi disebut menjadi tulang punggung keluarga yang sangat serba kekurangan itu.

Kepala Dukuh Pudak Suyatno juga mengatakan, pihak Padukuhan telah mmengupayakan agar Tumiyem menjalani hidup layak dengan kedua cucunya. Dukuh mengaku saat ini dia seringkali mendapatkan bantuan berupa sembako dari pihak swasta.

“Selain itu juga ada bantuan dari pemerintah seperti PKH serta Jambanisasi,”katanya.

Lurah Giriwungu, Kapanewon Panggang Tulus mengatakan, pihaknya selalu memproitaskan kepada warga miskin untuk mendapatkan bantuan Pemerintah. Dia berujar bahwa Mbah Tumiyem masuk kedalam data yang diprioritaskan menerima program Rumah Tidak Layak Huni (RTLH).

“Kemarin sudah pernah kami data, namun karena tidak ada swadaya dari si penerima kemudian tidak jadi. Nanti di tahun 2022 akan kami usulkan RTLH Paket lagi. Sementara jaringan listrik akan kami upayakan mendapatkan gratis,”terangnya. (Wanto)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *