Aktivis, Tokoh Pemuda Dan Ormas Komentari Terpilihnya Sunaryanta Sebagai Bupati Gunungkidul

Wonosari, (kupass.com)–KPU menetapkan Sunaryanta – Heri Susanto sebagai Bupati Gunungkidul periode 2021 – 2024 pada Jumat (22/01/2021). Sejumlah tokoh pemuda, ormas, aktivis hingga wartawan senior berkomentar atas terpilihnya mantan Anggota TNI yang berdinas di Kementrian Pertahanan itu.

Ketua KNPI Gunungkidul Heri Santosa
Ketua KNPI Gunungkidul Heri Santosa

Ketua Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Gunungkidul Heri Santosa

“Soroti Pemulihan Ekonomi Saat Pandemi”

Menurut Heri Santosa, terpilihnya Sunaryanta – Heri Susanto adalah harapan baru bagi Kabupaten Gunungkidul. Menurutnya realita saat ini ketergantungan daerah terhadap dana perimbangan Anggaran Pendapatan Belanja Negara (APBN) masih tinggi. Hal tersebut juga diperparah saat masa pandemi yang menjadi tantangan berat tentunya untuk pemulihan ekonomi.

“Maka terobosan dalam membangun jejejaring dan inovasi sampai pada investasi menjadi kebutuhan yang harus dilakukan,”ujar Heri, Minggu (24/01/2021).

Melihat rekam jejak Sunaryanta dan Heri Susanto selama ini seharusnya bisa terwujud. Sementara itu disisi lain, pembangunan Sumber Daya Manusia (SDM) juga menjadi kunci utama untuk generasi muda sebagai kader. Kepemimpinan masa depan dan pemberdayaan simpul organisasi juga menjadi keharusan untuk memperbanyak mitra pembangunan.

“Pada akhirnya kompetensi, komitmen, konektivitas, konsistensi dan kecepatan menjadi sebuah jawaban yang harus dilakukan,”terangnya.

Ketua PC Ansor Gunungkidul Lutfi Kharis Mahfud
Ketua PC Ansor Gunungkidul Lutfi Kharis Mahfud

Ketua Pimpinan Cabang Ansor Gunungkidul Lutfi Kharis Mahfud

“Menggali potensi SDA dibarengi dengan membangun SDM”

Ketua PC Ansor Gunungkidul Lutfi Kharis Mahfud berpendapat, dalam menggali potensi Sumber Daya Alam (SDA) harus dibarengi dengan membangun Sumber Daya Manusia (SDM). Menurut tokoh pemuda dari Organisasi Nahdlatul Ulama ini, hal tersebut dapat menciptakan koneksi yang baik antara alam dan manusia. Jika hal tersebut tidak dilakukan oleh Bupati – Wakil Bupati terpilih Sunaryanta – Heri Susanto maka akan mustahil bisa mewujudkan peningkatan pendapatan daerah.

“Harus diimbangi SDM yang mumpuni dalam berbagai bidang. Kita di era kebangkitan teknologi 4.0, harus kita sambut dengan mempersiapkan pondasi masyarakat yang tangguh, berkarakter dan mempunyai semangat persatuan kesatuan membangun Gunungkidul, “terang Lutfi.

Ketua PDPM Gunungkidul M Arif Darmawan
Ketua PDPM Gunungkidul M Arif Darmawan

Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Gunungkidul Muhammad Arif Darmawan

“Merangkul seluruh elemen masyarakat yang sampat bermusuhan saat Pilkada berlangsung”

Pengasuh Pondok Pesantren Dharul Koir Kepanewon Nglipar ini menyampaikan harapannya kepada Sunaryanta dan Heri Susanto sebagai pemenang Pilkada Gunungkidul tahun 2020. Selain diharapkan menjadi pemimpin yang amanah, Arif berharap mereka (Sunaryanta – Heri) dapat membawa Gunungkidul lebih maju dan seluruh rakyatnya mendapatkan keberkahan.

“Beliau orang baik dan dermawan, saya yakin pak Sunaryanta mampu mengemban amanah rakyat dengan baik,”katanya.

Pria yang akrab disapa Ustad Arda itu juga menyampaikan bahwa, saatnya Bupati dan Wakil Bupati terpilih harus kembali merangkul semua elemen masyarakat yang mungkin beberapa waktu lalu sempat saling bermusuhan. Guyup rukun disebutnya adalah kekayaan yang sangat luar biasa dan harus dijaga dengan baik.

“Itu (Guyub rukun) adalah aset terbesar yang dimiliki warga handayani. Sebab membangun Gunungkidul harus bersama – sama dan tidak boleh hanya mementingkan kelompoknya sendiri,”terang Arda.

Front Jihad Islam
Front Jihad Islam

Ketua Front Jihad Islam (FJI) Gunungkidul Muhammad Suyadi

“Bersinergi dengan ormas Islam Gunungkidul”

Sebagai Ketua FJI Gunungkidul Muhammad Suyadi mendukung penuh siapa saja yang terpilih menjadi Bupati – Wakil Bupati. Secara singkat dia berharap agar ditampuk kepemimpinan Purnawirawan berpangkat Mayor itu dapat menciptakan kedamaian, ketentraman dan kemakmuran bagi warga masyarakat Gunungkidul.

“Harapan kami sama dengan masyarakat pada umumnya, selain itu kami berharap beliau bisa bersinergi dengan ormas Islam di Gunungkidul,”imbuhnya.

Aktivis Jerami Rino Caroko
Aktivis Jerami Rino Caroko

Aktivis Jejaring Rakyat Mandiri (Jerami) Gunungkidul Rino Caroko

“Perda penguasaan lahan, penataan birokrasi dan pembagian proyek”

Aktivis Jerami Rino Caroko mendorong Bupati – Wakil Bupati terpilih untuk mewujudkan visi dan misinya. Secara spesifik khususnya kawasan pantai, Rino menyebut bahwa wilayah selatan akan dilirik banyak investor. Penguasaan lahan besar – besaran oleh beberapa investor menjadikan rakyat Gunungkidul seolah kehilangan hartanya.

“Munculnya Peraturan Daerah (Perda) penguasaan lahan setidaknya mampu membatasi kepemilikan lahan. Hal ini dilakukan agar tidak dikuasai oleh pihak luar. Sunaryanta harus bisa menjadi penjembatan antara penduduk lokal dengan investor luar daerah,”tuturnya.

Poin kedua Rino Caroko menyoroti tentang penataan birokrasi yang harus dilakukan secara proposional. Pembangunan tidak hanya bertumpu pada fisik, namun juga non fisik yang seharusnya diperhatikan. Dia berharap agar Sunaryanta tidak terpengaruh dengan pembisik – pembisik yang hanya menguntungkan segelintir orang.

“Terutama terkait pembagian proyek – proyek yang selama ini ada dilingkungan Pemda. Yang paling penting adalah jangan Korupsi, Kolusi dan Nepotisme. Masyarakat akan melakukan pantauan kinerja Bupati,”terangnya.

Aktivis Resan Gunungkidul Edi Supadmo
Aktivis Resan Gunungkidul Edi Supadmo

Aktivis Lingkungan Ketua Resan Gunungkidul Edi Supadmo

“Perda konservasi, mengatasi permasalahan air di Gunungkidul”

Pria berambut gondrong ini berpendapat bahwa, latar belakang militer harus menjadikan Bupati terpilih Sunaryanta mempunyai gaya kepemimpinan berbeda. Edi menyebut unsur ketegasan terhadap aturan harus berjalan pada reelnya.

“Sebagai pegiat konservasi kami berharap di Gunungkidul, beliau segera menerbitkan Perda Konsevasi yang didalamnya memuat rencana jangka panjang dan suistenabel untuk mengatasi masalah air,”katanya.

Hal itu harus dilakukan, jika tidak disertai dengan konservasi alam yang masif dan berkelanjutan maka droping air dan pengeboran sumber air diyakini tidak akan mampu menangani permasalahan air di Gunungkidul.

“Pada jangka waktu tertentu air tanah akan kering, gerakan konservasi ini harus bisa menumbuhkan kesadaran masyarakat lokal yang akan menjaga alam dan sumber airnya,”beber pria yang aktif di bidang pemberdayaan masyarakat ini.

Wartawan Senior Bambang Wahyu Widayadi
Wartawan Senior Bambang Wahyu Widayadi

Wartawan Senior Bambang Wahyu Widayadi

“Implementasi janji politik, kerjasama dengan media, tidak terjadi kegaduhan lokal dan intelektual”

Wartawan senior Bambang Wahyu Widayadi pun ikut memberikan komentarnya atas terpilihnya Sunaryanta – Heri Susanto sebagai Bupati – Wakil Bupati Gunungkidul. Dalam kepemimpinan 4 tahun kedepan masa pemerintahannya, Bambang mengingatkan agar Sunaryanta berhati – hati.

Sebagai pemimpin dalam hal ini Bupati, dia tidak hanya berhadapan dengan masyarakat Gunungkidul yang jumlahnya sekitar 700 ribu jiwa lebih. Sunaryanta juga berhadapan dengan puluhan, bahkan ratusan intelektual birokrat yang ada di Organisasi Pemerintah Daerah.

“Harus berhati-hati, alasannya cukup simpel. Di depan warga dia perlu mengimplementasikan janji politik pada masa kampanye tempo hari. Tujuannya jelas, agar rakyat percaya, bahwa Sunaryanta tidak sebatas jual kecap,”ucap Bambang.

Lanjutnya, guna mengaktualisasikan janji politiknya dia harus bekerjasama dengan berbagai elemen masyarakat, salah satu di antaranya insan media. Sunaryanta perlu sesegera mungkin mengkolaborasikan visi dan misi politiknya dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD).

“Tidak boleh menafikan bahwa RPJMD yang saat ini berjalan adalah karya Bupati Hj Badingah. Dalam konteks yang demikian, Sunaryanta harus cerdas menyelaraskan buah pikirannya dengan RPJMD yang sudah ada,”imbuhnya

Bukan hal yang tidak mungkin, bahwa saat berkomunikasi dengan Organisasi Perangkat Daerah (OPD) terjadi benturan konsep dan pemikiran. Disini Sunaryanta diuji, dia akan otoriter atau egaliter untuk menentukan jalannya pemerintahan 4 tahun ke depan.

“Harapan saya, selama Sunaryanta menjadi Bupati, bahwa di Gunungkidul tidak terjadi kegaduhan lokal, apalagi kegaduhan intelektual supaya masyarakat bisa berkonsentrasi pada kegiatan masing – masing,”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *