Menjadi Benteng NKRI, Inilah Kiprah KOKAM Gunungkidul Dari Masa Ke Masa

Nanishuka

0 Comment

Link
Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah

Gunungkidul, (kupass.com)–Melewati rangkaian peringatan Hari Kesaktian Pancasila tentu tidak dapat dipisahkan dari sejarah kelam kekejaman komunis di Indonesia. Tidak dapat dipungkiri bahwa kenyataannya Kabupaten Gunungkidul pernah menjadi lokasi ‘pembersihan antek-antek komunis’.

Pada 01 Oktober 1965 di Universitas Muhammadiyah Jakarta dibentuklah KOKAM atau Komando Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Muhammadiyah sebagai respon atas terjadinya peristiwa 30 September yang merupakan kudeta atau perebutan kekuasaan oleh komunis.

Kemudian, pembentukan KOKAM menyebar hingga ke daerah-daerah termasuk Gunungkidul. Cabang yang saat itu aktif langsung membentuk unit sayap Pemuda Muhammadiyah yakni di cabang Ponjong.

Pembentukan KOKAM di Gunungkidul pada saat itu salah satunya adalah untuk mengawal para kyai dan ustadz Muhammadiyah saat berdakwah, karena forum-forum umat Islam saat itu sering mendapat intimidasi dan pembubaran kajian oleh oknum- oknum yang tidak menginginkan Islam tumbuh di Gunungkidul.

Dari hasil penelusuran kontributor Kupass.com kepada salah satu senior KOKAM Gunungkidul, Irwan Triyanto, S. PdI mengisahkan bagaimana perjalanan kawan-kawan KOKAM dan kiprahnya baik dipersyarikatan maupun dimasyarakat luas.

Dalam perkembangannya KOKAM sempat meredup hingga akhirnya pada saat kepemimpinan Pimpinan Pusat Muhammadiyah dipegang oleh Profesor Dr. Amien Rais, MA., kemudian anggota KOKAM dihimpun lagi sekitar tahun 1994 sampai tahun 1996.

Di Gunungkidul yang awalnya hanya ada di beberapa kapanewon seperti Playen dan Wonosari akhirnya membentuk unit di setiap cabang yang jumlahnya 18.

Pada tahun 2004 saat terjadi Tsunami Aceh dan Gempa Yogyakarta tahun 2006, KOKAM mulai lebih banyak bergerak di bidang kemanusiaan, seperti relawan kebencanaan. Di Gunungkidul sendiri anggota banyak dipercaya untuk memberikan bantuan air bersih dan yang lainnya.

KOKAM adalah andalan dan garda terdepan dalam berbagai momen perjuangan menegakkan kebenaran seperti nilai-nilai yang terdapat dalam Trilogi KOKAM yakni Menjaga Ukhuwah Islamiyah, Menjaga NKRI dan Menggembirakan kehidupan kemanusiaan serta kebangsaan.

Apa syarat masuk menjadi anggota KOKAM? Menurut Irwan syaratnya hanya satu yakni ikhlas.

“Syarat masuk sebagai anggota hanya satu yaitu ikhlas” jawab Irwan sembari tertawa. “Bagi kami, kawan-kawan mau bergabung, mau mengikuti setiap pelatihan yang diberikan dan bersedia untuk melaksanakan prinsip-prinsip organisasi itu sudah luar biasa” terang Irwan lebih lanjut.

Pada awalnya KOKAM adalah unit yang dimiliki oleh Pemuda Muhammadiyah, tetapi sekitar tahun 2014 mulai dilakukan pengkaderan terhadap anggota perempuan karena dibutuhkan personil perempuan yang menangani tugas-tugas khusus yang berkaitan dengan perempuan dan hanya bisa dilakukan oleh perempuan.

Saat ini di Gunungkidul terdapat ratusan kader KOKAM baik laki-laki dan perempuan yang siap siaga kapanpun diperlukan. Irwan berharap agar anggota tetap berpegang teguh pada nilai-nilai Muhammadiyah dan terus berkembang, menjadi bagian yang memberi manfaat bagi umat dan masyarakat.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar