Wonosari, (kupass.com)–Karir 1 tahun menjadi kepala sekolah tak membuat Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Gunungkidul, Dwi Yulianti kemudian puas. Baru saja pulang dari Taiwan lantaran mengikuti kegiatan Introduction to Taiwan Higher Education Academis Visits to Taiwan University and School yang dilaksanakan oleh Majelis Dikdasmen Pimpinan Pusat Muhammadiyah bekerjasama dengan Taipei Economic and Trade Office (TETO) yang disambut langsung oleh Kementerian Pendidikan Taiwan, Kepala Sekolah ini mendapatkan banyak pengalaman selama sepekan selain juga kesempatan menandatangani MoU dan kerjasama dengan sekolah serta Universitas.
Sepulang dari Taiwan dia kemudian mengikuti kompetisi Best Practice Kepala Sekolah dalam rangka Jambore GTK Hebat Tahun 2024 yang diselenggarakan BBGP DIY Kemendikbudristek. Ia mampu menduduki peringkat ketiga Kategori GTK Inovatif Kepala SMA Negeri Swasta se-DIY.
Kepala Sekolah yang tahun ini baru berusia 33 tahun tersebut, menulis dan mempresentasikan Best Practice di SMA Muhammadiyah Al Mujahidin Wonosari dengan mengambil judul Budaya Berbagi Mujahidin (BBM) Praktik Kombel GUJARMU Membentuk Guru Pembelajar Bahagia Mengajar.
“Sebagai bagian dari sekolah penggerak Angkatan pertama, sekolah harus mampu menciptakan katalis visi pendidikan Indonesia salah satu gerakannya adalah melakukan pengimbasan. Maka praktik baik Kombel GujarMu (Guru Pembelajar Mujahidin) ini harus dibagikan kepada sekolah lain dan Kepala sekolah harus terus melakukan inovasi dan memberikan ruang kepada guru untuk melakukan budaya berbagi baik melalui tulisan best practice maupun menjadi narasumber,”paparnya.
Setelah melewati beberapa tahapan seleksi administrasi, wawancara pejabat dan rekan sejawat serta gelar wicara peserta di Hotel Grand Mercure DIY pada tanggal 4-6, ia mampu bersaing dengan kepala sekolah negeri dan swasta yang sudah berpengalaman di DIY. Yuli mendapatkan peringkat ke 3 Kategori GTK Inovatif Kepala SMA Negeri Swasta se-DIY. Adapun juara 1 dari SMA N Pengasih, juara 2 dari SMA N 1 Karangmojo.
“Perjalanan saya untuk seperti sekarang ini memang tidak mudah tanpa adanya support dari banyak pihak terutama keluarga, saya lahir dari pelosok Kalurahan Songbanyu, Kapanewon Girisubo (wilayah paling ujung Timur Gunungkidul) yang membuat saya terus teruji dengan segala tantangan. Tentu saya sangat bersyukur untuk kesempatan dan nikmat yang Allah berikan,”terangnya.
Kedepan ia akan terus belajar, berjuang dan memanfaatkan peluang karena menurutnya kepala sekolah harus terus Berinovasi Bergerak Tergerak dan Menggerakkan Guru Hebat Indonesia Kuat.
Jurnalis Gunungkidul
Tinggalkan komentar