Tanam Sejuta Pohon Matoa, Komitmen Kemenag Terhadap Kelestarian Lingkungan

Nanishuka

0 Comment

Link
Image

Playen (kupass.com) – Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gunungkidul, bersama Pimpinan Daerah Muhammadiyah Kabupaten Gunungkidul, turut serta dalam program Penanaman Sejuta Pohon Matoa yang diadakan di Plembon Lor, Logandeng, Playen. Program ini dilaksanakan bertepatan dengan peringatan Hari Bumi 2025.

Hadir dalam acara ini sejumlah tokoh penting, di antaranya pimpinan Kantor Kementerian Agama Gunungkidul, Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah, Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul ‘Aisyiyah, serta takmir Masjid Noura Plembon Lor yang menjadi tuan rumah acara.

Buah Matoa dengan Rasa Unik dan Menyehatkan
Buah Matoa dengan Rasa Unik dan Menyehatkan

Tujuan Utama Program Penanaman Pohon Matoa

Penanaman pohon Matoa ini bukan hanya sekadar acara seremonial, tetapi juga bagian dari upaya nyata Kemenag untuk mendukung kelestarian lingkungan. Program ini dilaksanakan secara serentak di seluruh Indonesia, dengan tujuan meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya menjaga bumi.

Mengapa Pohon Matoa?

Pohon Matoa (Pometia pinnata) dipilih sebagai ikon dari program Hari Bumi 2025 ini, karena memiliki banyak manfaat, baik secara ekologis maupun ekonomi. Pohon yang dikenal dengan kemampuannya dalam mengurangi polusi udara ini, memiliki banyak keunggulan, antara lain:

  1. Manfaat Ekologis
    • Penghijauan: Pohon Matoa berperan dalam menghijaukan lingkungan sekitar, serta membantu mengurangi polusi udara.
    • Konservasi Tanah: Akar pohon Matoa yang kokoh mencegah erosi tanah dan meningkatkan kesuburan tanah.
    • Sumber Oksigen: Pohon Matoa menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen, mendukung upaya mengurangi dampak perubahan iklim.
  2. Manfaat Ekonomi
    • Sumber Kayu: Kayu pohon Matoa dapat dimanfaatkan untuk konstruksi dan pembuatan furnitur.
    • Buah yang Bernutrisi: Buah pohon Matoa kaya akan gizi dan bisa dimanfaatkan sebagai sumber makanan yang sehat.
  3. Manfaat Lainnya
    • Peneduh Alami: Pohon Matoa juga memberikan manfaat sebagai peneduh yang ideal, baik untuk tempat beristirahat maupun bermain.
    • Habitat Satwa: Pohon ini menjadi tempat berlindung bagi berbagai satwa, seperti burung dan serangga, yang meningkatkan keberagaman hayati di sekitar kawasan tersebut.

Program Hari Bumi 2025: Menjaga Kelestarian Alam Bersama

Melalui program ini, Kemenag ingin menginspirasi seluruh umat untuk berpartisipasi aktif dalam menjaga kelestarian lingkungan. Program penanaman pohon ini mengandung nilai-nilai ekoteologi, yang menyatukan pandangan agama dengan upaya pelestarian alam. Selain itu, kegiatan ini juga bertujuan untuk menciptakan lingkungan hidup yang lebih hijau, sehat, dan seimbang bagi generasi mendatang.

Dengan adanya program ini, diharapkan masyarakat semakin sadar akan pentingnya menjaga bumi dan ikut serta dalam upaya pelestarian lingkungan. Kemenag berharap bahwa pohon Matoa yang ditanam ini tidak hanya akan memberikan manfaat langsung bagi lingkungan, tetapi juga menjadi simbol komitmen kita semua untuk menjaga alam demi masa depan yang lebih baik.

Kehadiran Pohon Matoa sebagai Simbol Harapan

Dengan memulai penanaman pohon Matoa di Hari Bumi ini, Kemenag Gunungkidul menunjukkan komitmen serius terhadap kelestarian alam. Program ini menjadi bukti nyata bahwa menjaga lingkungan hidup adalah tanggung jawab bersama, yang harus terus didorong melalui aksi nyata seperti yang dilakukan pada 22 April 2025 ini. Mari kita jaga bumi bersama, demi masa depan yang lebih hijau dan seimbang!

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar