Semin, (kupass.com)–
Siswa-siswa di lingkungan SD Muhammadiyah Sidorejo Semin baru melaksanakan KBM di dalam kelas. Saat murid-murid menyimak dengan serius guru mereka yang sedang menerangkan di depan kelas, tiba-tiba pada pukul 09.20 WIB bangunan sekolah dan benda di sekitarnya berguncang hebat.
Beberapa gambar dan hiasan pada dinding di ruang kelas berjatuhan, begitu pula lemari dan perabot kelas bergoyang nyaris terhempas. Murid-murid seketika langsung berteriak “gempaaa”.
“Tenang – tenang semua. Jangan panik” Guru berusaha menenangkan. Lalu dengan suara lantang dan jelas, guru menghimbau murid-murid untuk melindungi kepala dengan tas atau buku dan berlindung dibawah meja, kemudian setelah aman para Guru mengarahkan mereka untuk melakukan evakuasi menuju titik kumpul yang aman di halaman sekolah.
Setelah sampai di halaman siswa dikumpulkan berdasarkan kelas, kemudian wali murid melakukan pengecekan dan pendataan siswa. Diketahui ada 1 siswa yang tidak berada dihalaman sekolah. Selanjutnya Guru melakukan pengecekan ke Ruang-ruang kelas, dan ditemukan siswa tersebut dalam kondisi tergeletak dilantai dalam keadaan sadar, tetapi tidak bisa berjalan, serta mengeluh kakinya kanannya sakit.
Setelah dilakukan pengecekan dimungkinkan siswa tersebut mengalami retak pada kakinya. Kemudian beberapa Guru memberikan pertolongan pertama. Dan siswa tersebut dibawa keluar ruang kelas menuju halaman dengan cara ditandu.
Sementara itu kepala sekolah meminta bantuan ambulan Muhammadiyah melalui telepon utk membawa siswa tersebut ke RS PKU Muhammadiyah Semin.
Ternyata berdasarkan info BMKG telah terjadi gempa bumi dengan parameter 5.8 SR
Lintang 8.78 LS, Bujur 110.27 BT dan mempunyai medalaman 30 Km. Gempa tersebut berlokasi di 95 km Barat Daya Kabupaten Gunungkidul, 97 km Barat Daya Kabupaten Bantul, 107 km Tenggara Kulonprogo, 109 km Barat Daya Kota Yogyakarta, 480 km Tenggara Jakarta.
Gempabumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Sleman, Yogyakarta, Kulonprogo dan Bantul dengan skala intensitas III-IV MMI dan tidak berpotensi tsunami.
Itulah alur cerita atau skenario simulasi evakuasi mandiri bencana gempa bumi yang difasilitasi oleh MDMC Gunungkidul pada Selasa, 27 Agustus 2024 di SD Muhammadiyah Sidorejo Semin Gunungkidul.
Sekira 275 orang komponen sekolah yang terdiri dari siswa-siswa, staf dan dewan guru terlibat dalam simulasi ini.
HM. Yogandha selaku Ketua MDMC Gunungkidul mengatakan bahwa kesiapsiagaan bencana harus dikenalkan sejak dini kepada siswa dan kegiatan-kegiatan simulasi harus aktif dilakukan di Gunungkidul dan sekitarnya.
“Simulasi diadakan agar seluruh komponen sekolah memiliki gambaran evakuasi jika terjadi gempa bumi. Namun, yang paling utama adalah menyadari pentingnya kesiapsiagaan sedini mungkin” Ucap Yogandha
Selama ini MDMC Gunungkidul aktif bekerjasama dengan berbagai pihak untuk mendorong sekolah, terutama sekolah Muhammadiyah agar menjadi bagian dari SPAB (Satuan Pendidikan Aman Bencana)
Jurnalis Gunungkidul
Tinggalkan komentar