Groundbreaking Herbal Edupark Semoyo di Patuk: Destinasi Wisata Edukasi Berbasis Green Tourism

Nanishuka

0 Comment

Link
Image

Patuk, Gunungkidul (kupass.com) – Pada hari ini, tanggal 16 Desember 2024, telah dilaksanakan groundbreaking untuk pembangunan Herbal Edupark Semoyo (Hermoyo), sebuah kawasan wisata edukasi yang berlokasi di Desa Semoyo, Kapanewon Patuk, Kabupaten Gunungkidul.

Groundbreaking Herbal Edupark Semoyo di Patuk
Groundbreaking Herbal Edupark Semoyo di Patuk

Pembangunan Herbal Edupark Semoyo

Hermoyo Edupark adalah sebuah taman herbal yang ditanami berbagai jenis tanaman obat. Ini menjadi destinasi wisata edukasi yang terbuka untuk masyarakat luas, memberikan kesempatan untuk belajar tentang herbal dan kesehatan.

Konsep dan Tujuan Hermoyo Edupark

Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P.P.,IPM.,ASEAN Eng.
Prof. Dr. Ir. Gunawan Budiyanto, M.P.P.,IPM.,ASEAN Eng.

Proyek ini dimulai sejak tahun 2022 oleh tim desa wisata (deswita) Semoyo bekerjasama dengan Lembaga Pengabdian Masyarakat Universitas Muhammadiyah Yogyakarta (LPM UMY). Hermoyo Edupark dirancang dengan konsep green tourism dan community-based tourism, bertujuan untuk mendidik masyarakat, terutama warga perkotaan, anak-anak, remaja, dan pelajar, tentang manfaat tanaman herbal.

Peresmian dan Anggaran

Acara groundbreaking dihadiri oleh berbagai tokoh penting termasuk:

  • Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta, diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup
  • Direktur Compliance dan Human Capital Bank Syariah Indonesia, Tribuana Tunggadewi
  • Rektor Universitas Muhammadiyah Yogyakarta, Prof. Dr. Ir Gunawan Budiyanto, MP. IPM ASEAN (Eng).
  • PPATK Deputi Bidang Pelaporan dan Kepatuhan, Fithriadi
  • Direktur Eksekutif BSI Maslahat, Sukoriyanto Saputro
  • Wakil Bupati Gunungkidul, diwakili oleh Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Gunungkidul
  • Ketua DPRD Gunungkidul
  • Pimpinan Daerah Muhammadiyah dan Aisyiyah Kabupaten Gunungkidul

Dalam sambutannya, Tribuana Tunggadewi menyatakan bahwa pembangunan di Desa Semoyo melibatkan lahan seluas 20,5 hektar dengan anggaran sebesar 3,6 miliar rupiah, menyasar 105 kepala keluarga (KK) atau 506 jiwa.

“Ini merupakan desa binaan BSI dan UMY yang memiliki keunggulan diantaranya adalah budidaya tanaman sereh wangi beserta produk turunannya seperti lilin, sabun, hand sanitizer, dan lain-lain,” ungkap Tribuana.

Manfaat dan Dampak

Hermoyo Edupark tidak hanya sebagai tempat wisata tetapi juga mendukung net zero emission melalui gerakan penanaman pohon, di mana pada acara groundbreaking dilakukan penanaman simbolis sebanyak 10.671 pohon.

Dengan pembangunan ini, diharapkan tumbuhnya:

  • Klaster-klaster usaha yang memanfaatkan sumber daya lokal.
  • Kelembagaan lokal yang mandiri dan berkelanjutan.
  • Pengetahuan dan keterampilan masyarakat dalam pengelolaan usaha.
  • Pemahaman keagamaan di wilayah program.
  • Menjadikan BSI sebagai sahabat finansial, sosial, dan spiritual.

Kunjungi [Desa Semoyo](link ke situs desa) untuk informasi lebih lanjut tentang wisata herbal ini.

Bergabunglah dengan gerakan menuju kesehatan dan lingkungan yang lebih baik melalui Hermoyo Edupark.

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar