Gotong Royong Bangun Mushola Al Barokah, Simbol Keharmonisan dan Kerukunan Warga Masyarakat

Fajar Risdiyanto

0 Comment

Link
Sunaryanta Memberikan Bantuan Pembangunan Mushola Al Barokah

Saptosari, (kupass.com)–Bupati Gunungkidul Sunaryanta melaksanakan peletakan batu pertama pembangunan Mushola Al Barokah yang berada di Padukunan Tileng, Kalurahan Kepek, Kapanewon Saptosari, Sabtu (21/09/2024). Pembangunan Mushola dibawah naungan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) ini disebut sebagai bentuk gotong royong dan simbol keharmonisan serta kerukunan antar warga masyarakat.

Progam pembangunan Mushola yang diinisiasi oleh Lazismu Gunungkidul ini sebelumnya merupakan program pengganti bedah rumah. Mushola Al Barokah nantinya akan dimanfaatkan sebanyak 48 kepala keluarga yang merupakan jamaah Muhammadiyah. Dalam kesempatan tersebut Bupati Gunungkidul Sunaryanta secara spontan memberikan donasi dari kantong pribadinya sebanyak Rp 5 juta.

Sunaryanta menyampaikan rasa syukur dan bahagia atas dimulainya pembangunan mushola yang sangat dinantikan oleh masyarakat sekitar. Dia mengapresiasi kepada para pihak yang telah berkontribusi dalam mewujudkan pembangunan ini, serta mengapresiasi inisiatif warga yang senantiasa bergotong-royong untuk membangun fasilitas ibadah demi kemaslahatan bersama.

“Atas nama Pemerintah Kabupaten Gunungkidul, saya mengucapkan selamat dan memberikan apresiasi yang tinggi atas dimulainya pembangunan Mushola Al Barokah ini. Semoga mushola ini dapat segera selesai dan digunakan oleh masyarakat untuk kegiatan ibadah serta sebagai pusat kegiatan keagamaan,”papar Sunaryanta.

Bupati menekankan pentingnya menjaga persatuan dan kerukunan di tengah masyarakat. Menurutnya, pembangunan fisik seperti mushola ini hanyalah salah satu bentuk dari upaya pembangunan yang lebih luas. Kunci utama dari keberhasilan pembangunan suatu daerah, lanjutnya, adalah adanya keharmonisan dan kebersamaan antar warga.

“Saya mengajak seluruh masyarakat untuk selalu guyup rukun, menjaga kebersamaan, dan saling membantu. Kehadiran masyarakat di tengah kehidupan sosial adalah hal yang sangat penting. Inilah kekuatan utama Gunungkidul dalam membangun daerah ini. Salah satu kekuatan tersebut kita lihat pada acara pengajian seperti hari ini, di mana kita berkumpul, bermunajat, dan menguatkan tali silaturahmi,”ungkapnya.

Menurut Bupati, pengajian tidak hanya menjadi ajang untuk meningkatkan kualitas spiritual, tetapi juga merupakan modal dasar dalam pembangunan. Dalam pandangannya, kegiatan pengajian mampu memperkuat fondasi masyarakat yang religius dan berbudaya. Hal ini, pada gilirannya, akan berkontribusi pada keberhasilan pembangunan daerah.

“Kegiatan seperti ini adalah modal dasar dari pembangunan. Pengajian dan kegiatan keagamaan lainnya bukan hanya sebagai sarana ibadah, tetapi juga sebagai cara untuk membentuk karakter masyarakat yang kokoh dan tangguh, yang akan menjadi pondasi penting dalam membangun Gunungkidul,”imbuhnya.

Sunaryanta berharap agar pembangunan Mushola Al Barokah berjalan lancar tanpa kendala, dan mushola ini dapat menjadi tempat ibadah yang bermanfaat bagi seluruh masyarakat. Selain itu, ia juga mengingatkan masyarakat untuk selalu menjaga lingkungan, merawat fasilitas umum yang ada, dan tetap menjalankan nilai-nilai keagamaan dalam kehidupan sehari-hari.

Acara peletakan batu pertama ini dihadiri oleh sejumlah tokoh masyarakat, pengurus Muhammadiyah, serta warga sekitar yang antusias menyaksikan jalannya prosesi. Usai peletakan batu pertama, acara dilanjutkan dengan do’a bersama yang dipimpin oleh salah satu ulama setempat, sebagai bentuk syukur dan harapan agar pembangunan mushola dapat selesai sesuai rencana.

Pembangunan Mushola Al Barokah yang diperkirakan menghabiskan dana Rp 152 juta ini diharapkan selesai dalam beberapa bulan kedepan. Mushola ini akan menjadi salah satu tempat ibadah yang strategis bagi masyarakat di wilayah Saptosari dan sekitarnya.

Tags:

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar