Gelar Workshop Pendampingan Peserta Didik Dengan Keterlambatan Belajar, Sekolah Ini Maksimalkan Pelayanan Kepada Siswa Inklusif

Nanishuka

0 Comment

Link
Image

Paliyan (kupass.com). Pendidikan inklusif merupakan pengelenggaran pendidikan dengan memberikan kesempatan yang sama kepada semua siswa yang memiliki kelainan dan potensi kecerdasan atau bakat istimewa untuk mengikuti kegiatan belajar dalam satu lingkungan secara bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya.

Sedangkan sekolah inklusif adalah sekolah yang menerima semua peserta didik termasuk anak berkebutuhan khusus untuk belajar bersama dalam satu lingkungan. Hal ini dilakukan dengan tujuan menghargai keberagaman, tidak diskriminatif dan mengembangakan potensi peserta didik.

Workshop Pendampingan Peserta Didik Dengan Keterlambatan Belajar
Workshop Pendampingan Peserta Didik Dengan Keterlambatan Belajar

Dalam pelaksanaannya, sekolah dengan siswa inklusif terus berkembang dan berusaha memberikan pelayanan yang baik terutama bagi murid dengan kebutuhan khusus.

SMP Muhammadiyah 1 Paliyan di kabupaten Gunungkidul merupakan salah satu sekolah yang memiliki murid dengan kebutuhan khusus. Hal ini diketahui dari hasil assesment yang dilakukan oleh tim dari Universitas Gajah Mada.

Guru yang menangani siswa tersebut mengungkapkan bahwa pada awalnya tidak mengetahui kondisi siswa tersebut, tetapi pada saat jam pelajaran berlangsung memang menunjukkan perilaku yang berbeda dengan teman-teman seusianya. Hal ini juga disebabkan karena tidak adanya catatan dari sekolah sebelumnya yang memberikan keterangan mengenai kondisi siswa ini, bahkan dalam nilai rapor UN, siswa ini mendapat nilai tertinggi untuk mata pelajaran Matematika.

Saat ini siswa yang duduk di kelas 7 ini mendapatkan pembelajaran yang disesuaikan dengan tumbuh kembangnya. Siswa tetap belajar bersama teman-temannya di dalam kelas dengan didampingi oleh guru yang telah memodifikasi media belajar bagi siswa tersebut.

Kepala sekolah SMP Muhammadiyah 1 Paliyan, Sunarto, S.Pd, M. Pd mengungkapkan bahwa pihaknya ingin memberikan pelayanan yang terbaik bagi siswa tersebut dan terus berusaha menggali potensi agar siswa ini dapat bertumbuh dengan optimal.

“Didorong oleh semangat dan keinginan itulah, kami menggelar pelatihan pendampingan belajar bagi siswa dengan keterlambatan belajar bagi guru dan kepala sekolah, agar kami dari pihak pendidik dapat memberikan pelayanan yang baik dan sesuai dengan kebutuhan siswa tersebut” ungkap Sunarto S.Pd, M. Pd.

Pelatihan ini digelar pada 25 Oktober 2024 bertempat di SMP Muhammadiyah 1 Paliyan, dengan narasumber, Dra. Eko Wahib Janarti, S. Pd yang merupakan guru SLB Negeri 1 Gunungkidul dan Amanah Yuniastuti, S. Pd,M.Pd selaku pengawas serta kawan difabel dari komunitas Ibu Inklusif.

Dalam kesempatan ini, Eko Wahib memberikan wawasan mengenai bagaimana memberikan pelayanan kepada siswa dengan kebutuhan khusus, serta berbagi pengalaman beliau dalam mengajar siswa difabel dengan berbagai tipe seperti tuna grahita, tuna daksa, tuna mental dan lain-lain.

Dra. Eko Wahib Janarti, S. Pd
Dra. Eko Wahib Janarti, S. Pd

Berbagai media belajar juga dikembangkan dalam rangka memberikan kesempatan bagi siswa-siswa ini untuk mengasah potensinya. Hal paling dasar yang dilakukan adalah pembekalan ketrampilan mengurus diri sendiri serta ketrampilam sederhana sesuai klasifikasi masing-masing.

Media yang diberikanpun bermacam-macam mulai dari membatik, menyulam, ketrampilan bertukang dan ada juga ketrampilan kecantikan. Anak-anak ini akan antusias belajar ketika dihadapkan pada kegiatan yang mereka sukai.

Pada kesempatan ini, Eko dan tim juga meluangkan waktu untuk bertemu, bercerita dan berusaha berkomunikasi dengan siswa berkebutuhan khusus tersebut.

Pengembangan sekolah inklusif merupakan hal yang penting untuk terus digalakkan, dimana saat ini keberadaan SLB terbatas dan kebutuhan pendidikan bagi siswa berkebutuhan khusus semakin meningkat. Keberadaan sekolah inklusif akan memberikan wawasan bagi siswa untuk dapat menerima keberagaman, menekan angka bullying di sekolah dan mengasah empati di lingkungan masyarakat.

Share:

Related Post

Tinggalkan komentar