Pelukis Difabel Ini Lincah Menggoreskan Kanvasnya Tanpa Jari Jemari

Panggang, (kupass.com)–Seorang pelukis biasanya lihai menggoreskan jari jemarinya di atas spanram menggunakan sebuah kanvas. Mereka disebut mempunyai jari jemari spesial karena mampu melukis dengan lincah dan teliti.

Namun, bagaimana jika ada seorang pelukis itu tidak mempunyai jari jemari? Mungkinkah dia berhasil menuangkan imajinasinya menggunakan kanvas tanpa bantuan jari – jarinya?

Keterbatasan secara fisik itu tak berlaku bagi Puji Lestari warga Padukuhan Mendak, Kalurahan Girisekar, Kepanewon Panggang. Walaupun tak punya tangan yang sempurna dia mampu melukis dengan sangat baik. Walaupun baru setahun belakangan ini latihan melukis, telah banyak karya lukisan Puji sapaan akrab wanita berusia 23 tahun itu.

“Kesulitan melukis itu ada ditangan karena gampang capek. Sehingga kadang melukisnya menggunakan kaki, “kata Puji, Selasa (26/01/2021).

Puji mengatakan, bahwa awal mulanya dia menekuni seni melukis dengan teknik ekspresif karena dikenalkan dengan seniman lukis bernama Iwan Setyawan (42) warga Padukuhan Bali, Kalurahan Girisekar, Kepanewon Panggang. Iwan adalah suami dari Anesa Siwi Utami salah satu guru Puji saat bersekolah di Sekolah Luar Biasa (SLB) Sekar Handayani.

“Awalnya dulu ikut lomba melukis di SLB, setelah itu dikenalkan dan diajari oleh Pak Iwan, “ucap ibu satu anak ini.

Anak bungsu dari tiga bersaudara ini berharap kedepan dapat mengikuti pameran lukisan pada event – event tertentu baik tingkat Kabupaten, Provinsi maupun Nasional. Dia mengatakan bahwa, semua orang mempunyai hak dan perhatian yang sama tak terkecuali kaum disabilitas.

“Untuk belajar seni lukis ini memang saya terkendala waktu, karena satu lukisan bisa selesai dengan memakan waktu selama 5 hari, “terang anak dari pasangan Tuban da Mujiyem ini.

Sementara itu Iwan Setyawan guru lukis yang mengajari Puji Lestari mengaku sangat bangga dengan senang. Sebagai kaum disabilitas Iwan menilai Puji mempunyai semangat dan bakat yang luar biasa.

“Setiap sore diantar ke rumah saya oleh tetangganya karena dia tidak punya. Saya senang sekali ada wong ndeso apalagi difabel yang bakat menggambar, “terang Iwan.

Iwan melanjutkan, beberapa hasil karya lukisan Puji Lestari disimpan di sekolahnya dan dipamerkan di Gedung kesenian dalam event suargo menggo beberapa waktu lalu.

“Alhamdulilah mendapatkan dukungan dan kami diberi donasi berupa cat untuk kegiatan latihan Puji Lestari, “tandas Iwan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *