Orang Tua Meninggal Karena Covid-19, Ribuan Anak Yatim Piatu Baru Dapat Optimalisasi Pengasuhan

Yogyakarta, (kupass.com)–
Pandemi yang saat ini terjadi memberikan tangisan panjang kepada keluarga terdampak Covid-19. Ribuan anak di DIY menjadi yatim piatu baru karena orang tuanya meninggal terpapar virus yang berasal dari China itu.

Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DIY melakukan pendataan ada sekitar kurang lebih seribu lebih anak yang tersebar di 5 daerah di DIY. Keprihatinan ini membuat MPS dan Lembaga Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (Lazismu) gencar melakukan optimalisasi penampingan kepada mereka.

Ketua MPS PWM DIY Ridwan Furqoni mengatakan bahwa, pendataan kepada mereka dilaksanakan secara terbuka menggunakan form digital. Setelah terdata kemudian disebarluaskan melalui berbagai sarana, seperti media sosial, organisasi dan masyarakat umum. Usai pemilihan data, relawan Muhammadiyah lantas melakukan assessment dengan cara mendatangi rumah masing – masing anak.

“Assesment ini dilakukan berbasis cabang dengan pertimbangan lebih dekat domisili anak. Data yang terkumpul di MPS mencapai kurang lebih 1000 anak yatim piatu baru akibat pandemi. Banyak pihak yang terus membantu agar optimal dalam pengasuhan kepada anak sehingga tumbuh dewasa menjadi kader keumatan,”kata Ridwan dalam acara pemberian santunan kepada ratusan anak yatim secara birtual di aula PWM DIY pada Selasa (02/11/2021).

Dia berujar bahwa Muhammadiyah sejak lama menggencarkan program pendampingan anak yatim piatu ini. Namun demikian masih banyak masyarakat sering salah paham bahwa, ketika mendapatkan anak yatim piatu hal yang perlu dilakukan adalah di masukan ke lembaga pengasuhan.

“Didalam regulasi dan fiqih anak pengasuhan terbaik adalah keluarga. Bilamana ada keluarga kurang memahami pengasuhan maka yang harus dilakukan adalah dengan memberikan motivasi penguatan atau pembekalan parenting. Selain itu juga diberikan santunan awal terlebih dahulu,”ucapnya.

Ridwan berpendapat bahwa memasukan anak ke dalam lembaga pengasuhan merupakan jalan terakhir. Hal ini dilakukan apabila belum mampu mencarikan pengasuh pengganti dan mengalami kesulitan.

“Permasalahan anak yatim piatu ini tetap di dorong agar yang utama dalam pengasuhan adalah pihak keluarga sehingga dapat fasilitas terbaik,”terangnya.

Ketua Lazismu Pusat Mahli Zaenuddin membeberkan, program pendampingan ini dilakukan bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA) dan Kantor Layanan Lazismu se – DIY. Kedepan pihaknya akan membentuk sebuah lembaga khusus yang konsen dalam pendampingan anak yang bekerjasama dengan lembaga atau mitra tertentu.

“Dalam proses tumbuh, anak harus kehilangan figure orang penting. Insyaallah anak akan menjadi tangguh dan kita harus mendampingi, secara nasional anak kehilangan orang tua dampak Covid-19 sebanyak 30 ribu. Khususnya di DIY ada sebanyak 1000 lebih anak,”tandasnya.

Pada pelaksanaan assessment dilakukan pada masa anak diusia 0 – 18 tahun. Hasil dari pelaksanaan tersebut bakal dilanjutkan ketahap bantuan pengasuhan yang berkelanjutan berbasis cabang dengan memberikan santunan layak selama masih berada di usia anak

“Wabah Covid-19 lebih banyak dirasakan oleh anak-anak dengan menerima ujian dari Allah SWT. Insyaallah Allah akan menyayangi kecintaan, membangun kemandirian, memberikan kesejahteraan dan prestasi dikemudian hari. Program yang direncanakan oleh MPS dan Lazismu akan terus dilanjutkan dan digerakkan,”kata ketua Lazismu DIY Cahyono.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *