Gerakan Peduli Berbagi, BIN Sebar Ratusan Nasi Kotak Kepada Warga di Jalur Wisata

Patuk, (kupass.com)–Usai melakukan gerakan kobaran vaksinasi masal di sejumlah wilayah Kabupaten Gunungkidul, Badan Intelijen Negara (BIN) DIY melaksanakan aksi bakti sosial (baksos). Aksi baksos tersebut dilakukan dengan cara mebagikan ratusan nasi kotak kepada warga masyarakat yang mencari nafkah di jalur wisata.

Anggota BIN yang bertugas di Wilayah Gunungkidul zona utara Eko Priono mengatakan, gerakan baksos ini menyasar para pedagang buah dan pelaku wisata yang terdampak Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Sosial (PPKM) ditengah pandemi Covid-19. Semenjak obyek wisata tutup, mereka tidak hanya hampir kehilangan mata pencarian, namun juga harus menanggung kerugian khususnya para pedagang.

“Kami bersama – sama menggerakkan para dermawan peduli pada pedagang lapak di jalur maupun area wisata. Hari ini, merupakan tahap kelima dari #GerakanPeduliBerbagi yang dilakukan BIN di Gunungkidul. Sebanyak 100 nasi kotak dibagikan kepada para pedagang buah di jalur wisata Putat Patuk dan area Wisata Gunung Purba Nglanggeran,”tutur Eko Priono, ditemui usai membagikan nasi kotak, Senin (04/10/2021).

Sebagai Mata, Tangan, dan Telinga Pemerintah yang menyatu dengan warga masyarakat, Eko berujar bahwa BIN juga harus hadir dan memberi solusi. Aksi tersebut dilakukan dengan cara memprovokasi warga mampu untuk berbagi dengan sesama khususnya yang membutuhkan.

“Sampai dengan wisata diijinkan buka dan geliat ekonomi warga kembali pulih, BIN akan terus mengajak warga untuk berbagi. Dampak dari Pandemi Covid-19 ini telah memukul semua sektor kehidupan warga. Bahkan sempat ada yang sampai menyerah dengan memasang “Bendera Putih”. Namun demikian, tidak selayaknya kemudian warga putus asa. Ada banyak warga lain yang masih survive dan berlebih,”imbuhnya.

“Di sini BIN hadir mengajak mereka untuk berbagi. Bukan pada kehadirannya dengan sekotak nasi. Tapi bagaimana semua yang berkelibeihan bisa diajak ikut hadir dalam kebersamaan. Bersama merasakan dampak akibat pandemi ini sebagai modal kebersamaan untuk bangkit berdampingan dengan Covid-19 yang masih ada,”pungkasnya.

Sementara itu salah satu pelaku wisata yang berprofesi sebagai tukang ojek yakni Herman mengaku tak bisa berbuat banyak. Tutupnya kawasan wisata disebutnya menjadi tekanan ekonomi bagi keluarganya. Dia hanya bisa pasrah dan menunggu kebijakan dari Pemerintah. Bantuan dan kepedulian berbagai pihak disebutnya menjadi cambuk semangat untuk bertahan dari keterpurukan ekonomi.

“Saat ini hanya bisa berharap wisata bisa kembali buka dan berkegiatan seperti sebelumnya,”katanya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *