Bangun Masyarakat Tentang Pentingnya Menjaga Alam, Watusigar Lounching Program Kalurahan Konservasi

Ngawen,(kupass.com)–Pemerintah Kalurahan Watusigar, Kapanewon Ngawen program Kalurahan Konservasi, (05/12/2021). Lounching ini ditandai penanaman serentak 2200 bibit pohon dan tabur ribuan bibit ikan lokal di sumber air Sungai Oya.

Program konservasi yang melibatkan beberapa elemen ini disebut untuk membangun masyarakat tentang pentingnya menjaga alam.

Lurah Watusigar, Kapanewon Ngawen Giman mengklaim bahwa kegiatan ini adalah program yang pertama di Kabupaten Gunungkidul dengan menggunakan Dana Desa. Program Kalurahan Konservasi rencananya akan rutin dilaksanakan setiap tahunnya.

“Konservasi ini untuk membangun kembali kesadaran masyarakat tentang pentingnya menjaga dan merawat alam. Sehingga nantinya dapat dimanfaatkan sebaik mungkin dengan tetap menjaga kelestariannya,”tuturnya, Senin (06/12/2021).

Sekretaris Kalurahan Watusigar Karsimin menjelaskan, Program skala Kalurahan ini melibatkan Forum Komunikasi Pimpinan Kapanewon Ngawen, relawan dan elemen masyarakat disetiap Padukuhan. Program konservasi penanaman ribuan pohon dan tabur bibit ikan tersebut dilatarbelakangi lokasi Sungai Oya yang menyimpan banyak manfaat bagi masyarakat.

“Masyarakat yang sebagian besar berprofesi sebagai petani memanfaatkan air sungai Oya untuk produksi pertanian mereka. Aliran Sungai Oya mengering ketika musim kemarau dan terputus dibeberapa bagian, mata air juga perlahan surut dan banyak yang mati,”imbuhnya.

Tabur Benih Ikan
Tabur Benih Ikan

Lanjut Karsimin, kebutuhan air kemudian dicukupi dengan mengebor dan dikelola oleh Spamdus. Terdapat sebanya 12 titik Spamdus di Kalurahan Watusigar yang dimanfaatkan para petani.

“Namun saat kemarau datang, aliran air dari Spamdus ini ternyata juga terhenti, alias sumber air bawah tanah yang dibor debitnya juga menyusut. Hilangnya pepohonan di sepanjang sungai, serta masih banyak masyarakat yang mencari ikan dengan strom dan racun membuat air sungai Oya cepat mengering, belum ketika banjir, tanah disepanjang sungai banyak yang longsor dan terkikis air,”terangnya.

Problem ini kemudian membuat Pemerintah Kalurahan Watusigar mengambil langkah mencari solusi jangka panjang, yakni program konservasi. Pihak kalurahan kemudian berani menginisiasi program yang menyangkut isu lingkungan ini dengan harapan masyarakat kembali tergugah kesadarannya tentang lingkungan.

“Pohon ditanam yakni yang berfungsi secara ekologi konservasi dan bernilai secara ekonomi masyarakat seperti Sengon. Bibit ini didapat dari kebun pembibitan BP DAS Serayu Opak serta sumbangan dari berbagai komunitas peduli lingkungan,”katanya.

Dalam kesempatan yang sama, Panewu Ngawen, Sugito memberikan apresiasi atas inisiasi program yang dilakukan oleh Kalurahan Watusigar. Sugito mendukung sepenuhnya program ini.

“Memang sudah saatnya kita kembali memikirkan pelestarian alam, saat ini berbagai kesulitan akibat kita abai terhadap alam memang sudah tampak nyata, bencana termasuk kesulitan air adalah efek dari semua itu,”pungkas Sugito.

Acara dipusatkan di Taman Soka, Watusigar diikuti berbagai elemen relawan seperti Aliansi Relawan Peduli Lingkungan(ARPL) Kediri Jawa Timur, World Water Indonesia (WWI) Kediri dan Gunungkidul, Sidater Gunungkidul (Sigundul) dan Komunitas Resan Gunungkidul.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *