Wonosari, (kupass.com)–Ratusan petugas medis dan pasien di RSUD Wonosari berhamburan keluar ruangan. Nampak lalu lalang mobil ambulan, petugas pemadam kebakaran, aparat TNI Polri hingga petugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Gunungkidul nampak berkumpul di halaman RSUD Wonosari.
Mereka berlarian di lokasi untuk membantu melakukan evakuasi sejumlah pasien lantaran terjadi bencana gempa, kebakaran dan aksi penculikan bayi, Rabu (31/08/2022).
Namun hal tersebut merupakan kegiatan simulasi yang dilaksanakan oleh RSUD Wonosari. Simulasi ini sebagai persiapan dan kesiapsiagaan karyawan RSUD jika nantinya terjadi bencana.
Hal ini diungkapkan oleh Direktur Utama RSUD Wonosari Heru Sulistyowati. Dia menjelaskan bahwa kegiatan simulasi ini sudah dilaksanakan sebanyak 5 kali. Kegiatan simulasi ini disebutnya untuk menguji dokumen Hospital Disaster Plan (HDP) mengenai sistem management tanggap darurat yang telah disusun.
“Tahun 2020 dan 2021 tidak dilaksanakan karena pandemi. Nantinya kami lakukan evaluasi terkait berapa persen dokumen HDP yang diterapkan bila terjadi bencana,”terang Heru.
Simulasi ini lanjut Heru melibatkan pihak eksternal dan internal dimana total yang terlibat sebanyak 350 orang. Adapun pihak yang terlibat dalam kegiatan ini adalah Polres Gunungkidul, Polsek Wonosari, BPBD UPT Pemadam Kebakaran, aparat
TNI Koramil Wonosari dan Satpol PP.
“Selain itu ada dari Kominfo, Kalurahan Wonosari dan Dinas Kesehatan,”terangnya
Skenariao simulasi yang dilaksanakan yakni Gempa Bumi, Penculikan Bayi dan Kebakaran di ruang pelayanan pasien. Dalam kegiatan tersebut diskenariokan terdapat sejumlah 3 orang meninggal dunia, luka berat 5 orang
luka sedang 7 orang dan
luka ringan 5 orang.
“Simulasi kali ini bertujuan supaya karyawan RSUD lebih siap dalam menghadapi bencana dan mengetahui tugas masing-masing,”pungkasnya.
Jurnalis Gunungkidul
Tinggalkan komentar