Sutrisna Wibawa Dan PKS Kampanye Ceria Flashmob Di Bundaran Siyono

Playen, (kupass.com)–Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Calon Bupati nomof urut 1 Sutrisna Wibawa menggelar kamoanye ceria Flashmob di Bundaran Siyono, Kalurahan Logandeng, Kepanewon Playen, Minggu (15/11/2020). Kampanye tersebut sebagai bentuk ekspresi kegembiraan menyambut Pilkada Gunungkidul yang dilaksanakan pada tanggal 09 Desember 2020.

Flashmob yang diikuti Profesor Sutrisna Wibawa, Ketua DPD PKS Gunungkidul Ari Siswanto dan simpatisan tersebut dilaksanakan dengan membagikan merchandise, serta mengenalkan visi harapan baru Gunungkidul Maju yang dibawakan oleh paslon nomor urut 1 Sutrisna – Ardi.

“Kami ingin membawa pesan bahwa Pilkada 2020 bisa dilakukan dengan suasana kegembiraan. Seluruh kader melakukan flashmob dengan kegembiraan dan kreativitas, untuk mengenalkan Calon Bupati yang kami usung dalam Koalisi Kadhung Trisna Profesor Sutrisna Wibawa dan Mahmud Ardi Widanto,” ungkap Ketua DPD PKS Ari Siswanto.

Sementara itu Cabup Sutrisna Wibawa mengatakan bahwa, kampanye kreatif layaknya Flashmob disebutnya berperan vital dalam strategi pemenangan Kadhung Trisna. Pihaknya mentargetkan dari sekitar 600.000 daftar pemilih di Gunungkidul bakal ditargetkan mendapat 250.000 suara.

“Flashmob ini bisa mengenalkan kita ke kalangan milenial, sekaligus pada Sedulur Lajon (masyarakat Gunungkidul yang melintasi Jalan Wonosari setiap harinya untuk bekerja di Jogja),” ungkap Sutrisna.

Untuk menggaet kalangan milenial dan para pekerja di dalam Flashmob, program-program berbasis pendidikan dan ekonomi padat karya menjadi prioritas. Dengan adanya kampus dan peningkatan pendidikan misalnya, masyarakat Gunungkidul nantinya tidak perlu jauh – jauh studi ke Jogja.

Sedangkan dengan adanya program berbasis padat karya seperti Inkubator Bisnis UMKM, Petani Milenial, dan Kota Pelabuhan “Minapolitan” Gesing, maka masyarakat bisa produktif dan berkarya di kampung halamannya sendiri. Dampaknya nanti tidak hanya menguntungkan masing-masing individu karena bisa bekerja dan dapat uang di Gunungkidul, tapi juga mampu memajukan Bumi Handayani secara keseluruhan.

“Disitulah ekonomi rakyat akan bergerak. Kita tidak boleh lagi mengandalkan retribusi, tapi harus ekonomi riil berbasis UMKM dan Padat Karya,” imbuh Sutrisna.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *