Debat Publik Putaran Pertama, BW Sebut Belum Pernah Ada Berita Kematian Di Gunungkidul Karena Kekurangan Air

Yogyakarta, (kupass.com)–Calon Bupati nomor urut 3 Bambang Wisnu Handoyo menyebut belum pernah berita kematian di Gunungkidul karena kekurangan air. Hal tersebut disampaikan oleh BW sapaan akrabnya saat menjawab pertanyaan Calon Bupati nomor urut 4 Sunaryanta dalam acara debat publik yang digelar KPU di studio TVRI Yogyakarta, Selasa malam (28/10/2020).

“Permasalahan air di Gunungkidul dan infrastruktur saat ini masih berduyun – duyun subsidi, ini bagaimana ke depan Gunungkidul khususnya wilayah selatan,”tanya Sunaryanta.

Atas pertanyaan tersebut Bambang Wisnu Handoyo menjawab bahwa, belum pernah ada berita tentang kematian di Gunungkidul karena kekurangan air. Menurut Bambang, ternyata sudah berpuluh-puluh tahun yang lalu air di Gunungkidul yang katanya menjadi masalah.

“Artinya apa? kalau sampai puluhan tahun itu menjadi masalah itu bukan masalah. Ketangguhan masyarakat masalah air, maka itu perlu mendapatkan perhatian. Air bukan masalah
dalam konteks pengadaannya,
cuma pola perilaku kita yang perlu mendapat perhatian untuk mendapatkan bagaimana komunitas itu mencintai air,”jawab Bambang.

Sutrisna Wibawa & Immawan Wahyudi
Sutrisna Wibawa & Immawan Wahyudi

Debat publik yang dipandu oleh presenter Ferry Anggara semakin menarik ketika seluruh Calon berbalik melontarkan pertanyaan. Dalam kesempatan yang sama Bambang Wisnu mempertanyakan kepada Sunaryanta tentang visi misinya secara spesifik tentang peningkatan Pendapatan Asli Desa (PADes) secara real.

“Banyak hal yang didapat dari Desa (Kalurahan). Melihat potensinya terlebih dahulu, potensi Desa itu ada apa, sekarang banyak Desa yang memiliki potensi budaya, destinasi wisata baru kemudian jasa, banyak para pelaku UKM,”kata mantan anggota TNI itu.

InShot 20201028 074709499
Bambang Wisnu Handoyo & Sunaryanta

Sunaryanta menambahkan, budi daya yang ada seperti peternakan, perikanan dan yang lain disebutnya dapat menjadi pendapatan dari Desa itu sendiri.

“Perlu dan penting sinergi antara pelaku dan para Kepala Desa sebagai pemangku wilayah di tempat tersebut,”imbuhnya.

Sementara Cabup nomor urut 1 Sutrisna Wibawa memberikan pertanyaan kepada Cabup nomor urut 2 Immawan Wahyudi. Cabup bergelar profesor itu mempertanyakan strategi mengatasi kemiskinan di Gunungkidul.

“Bagaimana perencanaan bapak kedepan untuk menurunkan kemiskinan dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi,”tanya mantan Rektor UNY itu.

Wakil Bupati dua periode itupun menjawab bahwa, mengatasi kemiskinan yakni harus mengikuti rumus logika yakni diberikan kemampuan untuk memperoleh pendapatan dan mengurangi pengeluaran.

“Tetapi persoalannya adalah bagaimana pendapatan itu diperoleh dan pengurangan itu dilakukan. Pendapatan diperoleh tentu harus melakukan pengembangan skill,”beber Immawan.

Menurut Immawan, ada modal sosial bagi masyarakat Gunungkidul yakni skil Guyub rukun dan partisipasi masyarakat disebutnya menjadi energi positif yang luar biasa.

“Ini harus diberdayakan sebagai sumber inspirasi untuk mengembangkan ekonomi, juga yang selanjutnya skill masyarakat yang harus kita tingkatkan terkait dengan apa yang ada di lingkungannya,”kata Immawan.

Cabup yang diusung oleh Partai Nasdem itupun berbalik bertanya kepada Cabup nomor urut 1 Sutrisna Wibawa. Immawan Wahyudi mempertanyakan kebijakan Sutrisna jika nantinya terpilih tentang deskresi dalam konteks anggaran.

“Melihat dari program Bapak hebat – hebat banget. Tetapi memerlukan anggaran yang besar mengingat keterbatasan anggaran Gunungkidul yang Cupen (terbatas),”tanya Immawan.

Mendapatkan pertanyaan tersebut Sutrisna Wibawa memberi jawaban bahwa Bupati bersama DPRD harus membicarakan bersama kebijakan terkait dengan pengalokasian anggaran. Dia memberi contoh, jika anggaran Pendapatan Belanja Daerah (APBD) terbatas dalam penanganan Covid-19, maka dana pembangunan fisik perlu adanya penggeseran.

“Untuk persoalan menangani Covid-19 ini penanganannya tidak hanya dari sisi kesehatan, tetapi dari sisi keterpurukan ekonomi. Disitulah peran Bupati melakukan deskresi penganggaran. Kita carikan peluang investasi dari luar, sehingga posisi anggaran rutin ini bisa untuk prioritas, “ucap Sutrisna Wibawa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *