Seleksi Luhdan, Gunungkidul Optimis Maju Nasional

KUPASS.com; Wonosari – – Pemilihan Penyuluh Teladan (Luhdan) kembali dilakukan meski di tengah pandemi Covid-19. Kegiatan ini rutin dilakukan setiap tahun oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Daerah Istimewa Yogyakarta (Kanwil Kemenag DIY), diikuti oleh penyuluh PNS yang diwakili oleh Sukasdi dari KUA Kapanewon Semin dan penyuluh Non PNS diwakili oleh Sumadianto dari KUA Kapanewon Purwosari. Keduanya merupakan perwakilan dari Kantor Kementerian Agama (Kemenag) Kabupaten Gunungkidul.

Sebagai orang yang terpilih, Sumadianto, memiliki program unggulan. “Saya membuat sebuah program ‘Urip iku Urup’. Adapun makna dari program tersebut adalah bagaimana kita sebagai manusia, terlebih saya yang memang memiliki tugas sebagai penyuluh Agama Islam, harus bermanfaat bagi orang-orang di sekitar saya utamanya di bidang agama. Sehingga dengan adanya program ini diharapkan masyarakat bisa memiliki praktik keagamaan yang lebih baik lagi. Adapun sasaran dari kegiatan kepenyuluhan saya tentunya mulai dari anak-anak hingga lansia,” terangnya.

Fokus dari program ini, lanjutnya, yaitu gerakan sadar zakat bagi masyarakat. Setidaknya ada empat jenis kegiatan yang dilakukan, pertama kegiatan taklim berbasis arisan mengaji. Tidak dipungkiri kegiatan arisan masih digandrungi oleh masyarakat terutama di pedesaan. Sehingga ia menilai kegiatan arisan perlu diadakan sebagai sarana dakwah tentu dengan menghilangkan praktik ribawi. Kedua, pemuda bertakwa, ketiga remaja bergema, dan keempat anak berakhlak.

Sumadianto Dari KUA Kapanewon Purwosari
Sumadianto Dari KUA Kapanewon Purwosari

Kegiatan yang ia lakukan juga tidak melulu di masjid. “Pengajian sering kami lakukan di ‘cakruk’ atau di rumah warga secara bergilir. Tentunya kami berusaha untuk menyesuaikan kebiasaan mereka dan berusaha memperbaiki yang tadinya kurang baik agar menjadi baik, yang tadinya kurang bermanfaat, bisa menjadi bermanfaat,” tutur Suma.

Gunungkidul Optimis Maju Nasional Luhdan
Gunungkidul Optimis Maju Nasional Luhdan

Untuk menggerakkan sadar zakat kepada masyarakat, ia membuat poster-poster yang di tempel pada tempat strategis. Fungsinya agar masyarakat dengan mudah ingat akan kewajiban berzakat. Tidak hanya itu, ia juga berinovasi membuat aplikasi website guna memudahkan akses bagi masyarakat luas yang ingin berzakat atau donasi untuk lingkungannya.

Meskipun berdakwah di daerah transisi tidaklah mudah, namun sedikit demi sedikit manfaat itu mulai terasa. “Saya melihat program Pak Sumadianto ini sangat bagus. Mengubah kebiasaan masyarakat yang enggan berzakat menjadi mau berzakat. Meski jumlahnya belum banyak, tetapi ada peningkatan yang signifikan,” terang ketua kelompok kerja penyuluh (Pokjaluh) Kabupaten Gunungkidul, Aminudin Rosyid.

Lebih lanjut, Amin optimis perwakilan dari Kemenag Kabupaten Gunungkidul bisa maju ke tingkat nasional.

Sebagai informasi, seleksi Luhdan tingkat DIY direncanakan dilaksanakan pada hari Selasa mendatang (6/7) di Kanwil Kemenag DIY, selanjutnya untuk peserta yang masuk tiga besar, akan dilakukan visitasi guna menentukan calon penyuluh teladan tingkat nasional.

Image by Muhammad Abduh Tuasikal from Pixabay

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *