Diduga Karena Susah Banyak Pekerjaan, Wanita Paruh Baya Nekat Gantung Diri

Semin, (kupass.com)–Peristiwa bunuh diri dengan cara gantung diri lagi – lagi kembali terjadi di Gunungkidul, Senin (14/06/2021). Sukini (56) warga Padukuhan Parangan, Kalurahan Semin, Kapanewon Semin mengakhiri hidupnya dengan cara gantung diri.

Korban melancarkan aksi nekat itu diduga karena susah banyak pekerjaan yang dia kerjakan seorang diri.

Informasi yang berhasil dihimpun, peristiwa tersebut terjadi pada pukul 18.00 WIB. Saat itu salah satu tetangganya bernama Murtini mengatakan kepada Sudarno (58) yang tak lain adalah kakak korban bahwa, lampu penerangan rumah korban belum dinyalakan. Diingatkan Murtini, Sudarno kemudian mendatangi rumahnya untuk menyalakan lampu. Namun saat ingin membuka, pintu rumah dalam keadaan terkunci.

“Saksi lantas mendobrak pintu samping bagian belakang rumah. Ketika berhasil terbuka, Sudarno mendapati adiknya dalam posisi leher tergantung di bawah kayu rumah,”kata Kapolsek Semin AKP Arif Heriyanto.

Melihat kejadian itu Sudarno langsung memanjat alat perontok padi yang berada di dekat korban. Dia kemudian melepaskan tali ikatan di kayu rumah hingga korban dapat diturunkan tergelatak di lantai.

“Saksi langsung berteriak meminta pertolongan warga. Tak berselang lama, warga setempat berdatangan dan menyaksikan keadaan korban yang diduga sudah dalam keadaan meninggal dunia,”paparnya.

Polisi yang mendapatkan laporan kejadian gantung diri itu kemudian langsung menuju lokasi bersama dengan tim medis Puskesmas Semin. Dari hasil pemeriksaan, tidak ditemukan adanya tanda penganiayaan di sekujur tubuh korban.

“Korban gantung diri menggunakan tali tambang warna biru, kkejadian ini murni bunuh diri. Dari keterangan pihak keluarga korban sedang dilanda kesusahan karena banyak pekerjaan, sedangkan tidak ada orang yang membantunya. Suaminya bekerja di Klaten Jawa Tengah, sementara anaknya pulang ke rumah mertuanya,”terang Kapolsek.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *