Terpaksa Laksanakan Pembelajaran Tatap Muka, Siswa SD Gunung Gambar Kesulitan Sinyal Internet

Ngawen, (kupass.com)–
SD Negeri Gunung Gambar terpaksa melaksanakan kegiatan pembelajaran tatap muka saat kondisi pandemi Covid-19. Hal tersebut dilakukan karena para siswanya mengalami kesulitan sinyal internet ketika dilaksanakan pembelajaran daring.

Kepala Sekolah SD N Gunung Gambar, Purno Jayusman (52) membeberkan bahwa, SD Negeri yang berdiri sejak tahun 1986 berada di Padukuhan Gunung gambar, Kalurahan Kampung, Kapanewon Ngawen ini siswanya berasal dari 3 Padukuhan ini berada di wilayah terpencil.

“Secara Geografis terletak di pegunungan Zona Batur Agung Utara Gunungkidul. Para siswa berasal dari tiga Padukuhan, Kapanewon Ngawen, yaitu Padukuhan Gunung Gambar dan Padukuhan Kampung, serta dari Padukuhan Pringombo, Kapanewon Nglipar,”ujarnya (22/05/2021).

Menurut Purno rumah para siswanya berada di daerah Blankspot yang tidak ada sinyal jaringan internet. Hal ini membuat sistem pembelajaran daring menemui kendala. Dia berujar bahwa tugas yang diberikan kepada muri seharusnya dapat selesai dalam waktu setengah hari dapat memakan waktu lama yakni sampai dua hari.

“Dengan keterlambatan seperti ini, maka kami tidak dapat mencapai target kurikulum pembelajaran yang seharusnya kami sampaikan kepada siswa,”katanya.

Tak hanya itu, keputusan melaksanakan pembelajaran secara tatap muka saat pandemi atas pertimbangan jarak yang ditempuh siswa untuk mencari sinyal sangat jauh. Keadaan tersebut yang memaksa guru berpikir untuk mengatasi kendala yang dihadapi anak didiknya.

“Keputusan ini diambil usai rapat dengan guru, wali siswa dan komite sekolah untuk mencari solusi terbaik. Kami kemudian sepakat menyelenggarakan sistem pembelajaran tatap muka dengan menerapkan protokol kesehatan secara ketat,”tandasnya.

Meskipun saat ini sekolahnya hanya memiliki siswa sejumlah 30 orang, namun pihaknya tetap berusaha mempertahankan eksistensi SD N Gunung Gambar ini. Hal ini dilakukan agar para siswa di 3 bisa sekolah tidak terlalu jauh dari rumah mereka.

“Jika sampai di regroup maka siswa dari 3 Padukuhan ini akan terlalu jauh untuk mendapatkan sekolah, karena harus turun gunung sejauh puluhan Kilometer,”kata Parno.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *