Jadi Bahan Baku Kerajinan Industri, Poktan Hutan Tunas Lestari Tanam Ribuan Bambu Wuluh

Semin,(kupass.com)–Kelompok Tani Hutan Tunas Lestari melaksanakan tanam seribu bambu di sepanjang bantaran sungai air terjun Padukuhan Ngepoh, Kalurahan Semin, Kalurahan Semin pada Rabu (02/12/2020). Bambu jenis Wuluh tersebut menjadi bahan baku industri kerajinan rumah tangga.

Ahmat Jujur selaku Ketua Poktan Hutan Tunas Lestari melaporkan bahwa, kebutuhan bahan baku bambu wuluh di Padukuhan Ngepoh masih sangatlah kurang. Bahan baku bambu dari wilayahnya hanya memenuhi 30% kebutuhan bambu kerajinan.

“Selebihnya 70% bahan baku bambu Wuluh didatangkan dari Kabupaten Klaten, Boyolali Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan harga Rp. 20 juta satu truk,”katanya.

Jika mengandalkan panen dari pertanaman bambu masyarakat, menurut Ahmat hanya ada satu tahun sekali, sedangkan kebutuhan bahan baku setiap saat. Padahal ekspor kerajinan bambu ke Eropa sudah berjalan hampir 15 tahun.

“Masyarakat menyiapkan lahan 30 hektar untuk pengembangan bambu wuluh,”terangnya.

Sementara itu Lurah Semin Tri Sunarto menjelaskan bahwa, potensi bambu Wuluh di wilayahnya sangat luar biasa. Selain menjadi bahan baku untuk pembuatan industri kerajinan bambu Wuluh tersebut telah menyebar ke luar wilayah DIY.

“Bahkan sampai ekspor ke luar negeri terutama negara negara Eropa. Kerajinan bambu ini merupakan mata pencaharian atau sumber pendapatan masyarakat Padukuhan Ngepoh,”kata Lurah Semin, Kamis (03/12/2020).

Hampir semua rumah tangga di Padukuhan Ngepoh, sambung Sunarto membuat industri kerajinan bambu. Dirinya berharap dukungan semua pihak untuk mengembangkan bambu Wuluh di wikayah tersebut.

“Penanaman bibit bambu sejumlah 1.000 batang ini dari Dinas Lingkunghan Hidup DIY, dan sudah direalisasikan, ditanam dilahan seluas 5 hektar, “katanya.

Dalam pelaksanaan kegiatan penanaman Bambu jenis Wuluh itu dihadiri oleh Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul dan DLHK DIY.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *