Dinas dan Warga Ramai – ramai Buru Tikus Yang Serang Lahan Pertanian

Playen, (kupass.com)–Warga masyarakat dan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul mengadakan perburuan hama tikus yang sering menyerang tanaman milik petani. Perburuan hama tikus yang dinamai Gerakan Pengendalian (Gerdal) itu dilaksanakan di Kalurahan Dengok, Kapanewon Playen.

Disampaikan oleh Koordinator Pengendali Organisme Pengganggu Tanaman (POPT), Dinas Pertanian dan Pangan (DPP) Gunungkidul Jayadi bahwa, hama tikus ini menyerang lahan pertanian di sejumlah titik. Akibatnya terdapat puluhan hektar lahan pertanian mengakami kerusakan.

“Kami mencatat laporan, ada sejumlah 54 hektar lahan yang rusak diserang hama tikus,” terangnya.

Jayadi menyebut bahwa lahan yang terdampak hama tikus tersebut tersebar merata di wilayah Gunungkidul. Wilayah tersebut yakni berada di Kapanewon Playen, Paliyan, hingga zona selatan seperti Tanjungsari.

“Tingkat serangan saat ini memang sudah memasuki tahab mengkhawatirkan, untuk itu kami mendorong agar petani turun langsung mengendalikan hama tikus. Jika populasi dan dampak serangan sudah melebihi 10 persen, maka sudah mengancam tanaman pangan, bisa gagal panen,”jelasnya.

Proses pembasmian atau pengendalian sendiri menggunakan umpan beracun serta emposan belerang, juga dengan mercon tikus. Saat ini terdapat persediaan umpan sebanyak 100 kilogram (kg) dan emposan sekitar 20 kg di DPP Gunungkidul, namun bahan bahan ini hanya sebagai stimulan.

“Petani bisa mendapatkan bahan pembasmi dengan mengajukan rekomendasi ke PUPT dan DPP Gunungkidul. Namun kami berharap petani juga melakukan pengendalian secara mandiri,”katanya.

Di kesempatan yang sama Wakil Bupati Gunungkidul Heri Susanto mengaku bahwa pihaknya banyak mendapat laporan tentang serangan hama tikus pada tanaman jagung dan padi di berbagai wilayah Gunungkidul. Dengan demikian dia mendorong Dinas terkait untuk lebih maksimal menfasilitasi para petani untuk upaya penanggulangan hama ini secara bersama sama.

“Harus segera ditanggulangi, jangan sampai mengancam hasil panen, ekonomi para petani belum pulih sepenuhnya dari dampak Pandemi,”tandasnya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *