Konten Dakwah Singkat : Dunia Bagaikan Air

Gunungkidul, (kupass.com)–Kebanyakan manusia di dunia ini mencari harta dan berusaha menjadi orang yang kaya, namun demikian banyak dari mereka justru memasukan hal tersebut ke dalam hati. Mereka justru lalai dan membuat harta itu memalingkan ketaatan kepada Allah SWT.

Harta justru terkadang menjadikan manusia sombong atau menjadikanya lupa bahwasanya seiring waktu berjalan, akan semakin dekat ke kampung akhirat.

Didalam Al-Qur’an Allah SWT mempermisalkan dunia itu seperti air, Allah SWT berfirman:

وَاضْرِبْ لَهُمْ مَثَلَ الْحَيَاةِ الدُّنْيَا كَمَاءٍ أَنْزَلْنَاهُ مِنَ السَّمَاءِ فَاخْتَلَطَ بِهِ نَبَاتُ الْأَرْضِ فَأَصْبَحَ هَشِيمًا تَذْرُوهُ الرِّيَاحُ ۗ وَكَانَ اللَّهُ عَلَىٰ كُلِّ شَيْءٍ مُقْتَدِرًا

“Dan berilah perumpamaan kepada mereka (manusia), kehidupan dunia sebagai air hujan yang Kami turunkan dari langit, maka menjadi subur karenanya tumbuh-tumbuhan di muka bumi, kemudian tumbuh-tumbuhan itu menjadi kering yang diterbangkan oleh angin. Dan adalah Allah, Maha Kuasa atas segala sesuatu”. (QS. Al-Kahfi: 45).

Imam Al-Qurtubi Rahimahullah mengatakan bahwa Allah SWT mempermisalkan di dalam Al-Qur’an dunia itu seperti air karena 4 hal. Yang pertama karena dunia ini tidak ada yang pasti, semua akan berubah – ubah.

Yang kedua Allah SWT mempermisalkan dunia seperti air karena air itu tidak pernah tinggal, dia adalah sesuatu yang terus mengalir, dia adalah sesuatu yang fana dan itulah tabiat dunia,

Yang Ketiga Allah SWT mempermisalkan bumi seperti air karena tidaklah seseorang masuk ke air melainkan dia akan basah artinya :

”Tidaklah seseorang disibukkan oleh dunia melainkan dia akan terfitnah dengannya”,

Dari Ibnu ‘Abbas, ia berkata bahwa Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:

لَوْ أَنَّ لاِبْنِ آدَمَ وَادِيًا مِنْ ذَهَبٍ أَحَبَّ أَنْ يَكُونَ لَهُ وَادِيَانِ ، وَلَنْ يَمْلأَ فَاهُ إِلاَّ التُّرَابُ ، وَيَتُوبُ اللَّهُ عَلَى مَنْ تَابَ

“Seandainya seorang anak Adam memiliki satu lembah emas, tentu ia menginginkan dua lembah lainnya, dan sama sekai tidak akan memenuhi mulutnya (merasa puas) selain tanah (yaitu setelah mati) dan Allah menerima taubat orang-orang yang bertaubat.” (Muttafaqun ‘alaih. HR. Bukhari no. 6439 dan Muslim no. 1048).

Ketamakan seseorang terhadap dunia itu tidak akan pernah berhenti kecuali kematian telah menjemputnya bahkan boleh jadi ada orang yang semakin tua justru ketergantungan hatinya terhadap dunia semakin besar.

Yang keempat Allah SWT mempermisalkan dunia seperti air karena jika air pas takarannya maka dia dapat bermanfaat bagi manusia, namun jika lebih takarannya meluap maka bisa menyebabkan terjadinya tsunami dan menenggelamkan manusia. Dunia pun juga demikian, jika berlebihan maka dapat berbahaya dan bisa menjadi sebab timbulnya terfitnah.

Dalam surah Hadid:

اعْلَمُوا أَنَّمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا لَعِبٌ وَلَهْوٌ وَزِينَةٌ وَتَفَاخُرٌ بَيْنَكُمْ وَتَكَاثُرٌ فِي الْأَمْوَالِ وَالْأَوْلَادِ ۖ كَمَثَلِ غَيْثٍ أَعْجَبَ الْكُفَّارَ نَبَاتُهُ ثُمَّ يَهِيجُ فَتَرَاهُ مُصْفَرًّا ثُمَّ يَكُونُ حُطَامًا ۖ وَفِي الْآخِرَةِ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَمَغْفِرَةٌ مِنَ اللَّهِ وَرِضْوَانٌ ۚ وَمَا الْحَيَاةُ الدُّنْيَا إِلَّا مَتَاعُ الْغُرُورِ

“Ketahuilah, bahwa sesungguhnya kehidupan dunia ini hanyalah permainan dan suatu yang melalaikan, perhiasan dan bermegah-megah antara kamu serta berbangga-banggaan tentang banyaknya harta dan anak, seperti hujan yang tanam-tanamannya mengagumkan para petani; kemudian tanaman itu menjadi kering dan kamu lihat warnanya kuning kemudian menjadi hancur. Dan di akhirat (nanti) ada azab yang keras dan ampunan dari Allah serta keridhaan-Nya. Dan kehidupan dunia ini tidak lain hanyalah kesenangan yang menipu”. (QS. Al-Hadid: 20).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *