Hakikat Memberi Hadiah Supaya Mendapatkan Peningkatan Harta

Gunungkidul, (kupass.com)–
وَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ رِّبًا لِّيَرْبُوَا۟ فِيْٓ اَمْوَالِ النَّاسِ فَلَا يَرْبُوْا عِنْدَ اللّٰهِ ۚوَمَآ اٰتَيْتُمْ مِّنْ زَكٰوةٍ تُرِيْدُوْنَ وَجْهَ اللّٰهِ فَاُولٰۤىِٕكَ هُمُ الْمُضْعِفُوْنَ

“Dan apa saja yang kamu berikan berupa riba agar ia menambah oada harta manusia, maka ia tidak akan bertambah di sisi Allah, dan apa yang kamu berikan berupa sedekah (zakat dan lain sebagainya) yang kamu maksudkan untuk mencapai keridhaan Allah, maka itulah orang – orang yang melipatgandakan (pahalanya),” (Q.s. Ar – Rum : 39)

Mujahid rah.a berkata, “semua harta yang duberikan dengan niat mendapatkan harta yang lebih baik sama dengan memberikan uang dengan tujuan untuk meningkatkan harta. Yakni, di dunia ia mengharap mendapatkan sesuatu yang lebih utama dan banyak dari benda yang dibelanjakan, atau ia membelanjakan harta supaya mendapat sesuatu yang lebih baik dari akhirat, semua itu termasuk di dalam mengharapkan peningkatan harta.

Karena itu, riba disebutkan bersamaan dengan zakat. Sebuah riwayat menyebutkan bahwa Mujahid rah.a berpendapat bahwa yang dimaksud oleh ayat tersebut adalah memberikan hadiah. Yakni, ia memberi hadiah dengan tujuan agar orang yang diberi hadiah memberinya sesuatu yang lebih baik sebagai ganti atas apa yang ia berikan.

Sebagai contoh, seseorang mengundang orang lain untuk dijamu dengan tujuan agar orang yang dijamu tersebut memberi hadiah yang lebih banyak sebagai ganti dari apa yang ia belanjakan untuk menjamunya. Semua itu merupakan pembelanjaan dengan niat meningkatkan harta.

Dan hanya ada satu kententuan bahwa sesuatu yang dilipatgandakan di sisi Allah swt hanyalah segala sesuatu yang diniatkan untuk mendapat ridha Allah.

Said bin Jubair rah.a berkata, “Barangsiapa memberi hadiah dengan niat mendapatkan balasan di dunia, Ia tidak akan mendapat pahala di akhirat.” Hal ini tentunya sangat jelas, jika ia tidak memberi hadiah dengan niat mendapatkan pahala di akhirat, maka di akhirat ia tidak akan mendapatkannya.

Ka’ab Qurzhi rah.a berkata bahwa apabila ada seseorang yang memberi sesuatu dengan niat agar orang yang diberi itu memberikan kepadanya sesuatu yang lebih baik dan lebih banyak dari apa yang diberikan olehnya, maka tidak akan mendapatkan suatu tambahan apapun dari sisi Allah swt. Dan barang siapa memberi sesuatu semata – mata karena Allah swt, tidak mengharap orang lain memberinya dengan pemberian yang lebih baik dan lebih banyak, atau sama dengan apa yang telah diberikan olehnya, maka ia akan mendapat balasan tambahan yang terus – menerus dari Allah swt.

Dari uraian tersebut dapat dimengerti bahwa barangsiapa memberikan zakat atau pemberian lainnya dengan harapan agar orang yang diberi selalu berbuat baik kepadanya, berarti ia telah mengurangi sendiri pahalanya akibat ketidakikhlasan niat mereka.

اِنَّمَا نُطۡعِمُكُمۡ لِـوَجۡهِ اللّٰهِ لَا نُرِيۡدُ مِنۡكُمۡ جَزَآءً وَّلَا شُكُوۡرًا‏

“Sesungguhnya kami memberi makanan kepadamu hanyalah untuk mengharapkan keridhaan Allah, tidak menghendaki balasan dari kamu, dan tidak pula (ucapan) terimakasih.” (Q.s. Ad – Dahr : 9).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *