Curhatan Online, Gerd Dan Kecemasan

Wonosari, (kupass.com)–
Gastroeosophageal reflux disease (GERD) adalah penyakit kronik pada sistem pencernaan. Gerd terjadi ketika asam lambung naik sampai ke eosophagus (kerongkongan). Antara eosophagus dan lambung ada semacam cincin (sphincter) dan klep yang mencegah asam lambung naik sampai ke kerongkongan. Namun dalam kondisi tertentu asam lambung dapat naik ke kerongkongan bahkan sampai ke mulut. Hal inilah yang kemudian menimbulkan gejala rasa panas seperti
“terbakar” di dada. Gerd juga bisa menimbulkan iritasi pada eosophagus.

Ada banyak faktor pemicu terjadinya GERD, antara lain gaya hidup yang tidak sehat (makan rendah serat, rokok, alkohol, berat badan yang tidak terkendali), kelainan anatomi di area eosephagus dan lain sebagainya.

Namun yang tidak kalah penting dari itu semua adalah faktor kecemasan.
Beberapa studi dan pengalaman kasus di praktek sehari hari menunjukkan, bahwa kecemasan bisa meningkatkan risiko Gerd dan Gerd bisa memicu kecemasan.

Cemas dapat mengurangi tekanan pada sphincter epsophagus bagian bawah, atau pita otot yang mengatur buka tutup klep di eosophofagus. Saat klep gagal menutup, asam lambung kembali naik ke kerongkongan. Selain itu stres dan kecemasan memicu ketegangan otot, termasuk otot di area perut. Hal itu dapat meningkatkan tekanan pada organ dan mendorong asam lambung ke atas. Produksi asam lambung juga dapat meningkat saat stres dan cemas.

Tentu untuk mengelolanya harus dilakukan secara holistik, selain memperbaiki gaya hidup, minum obat dari dokter, penting mengelola cemas agar tidak menjadi gangguan cemas.

Karena Gerd dan kecemasan seperti lingkaran setan. Cemas memperberat Gerd dan Gerd bisa memicu kecemasan.

Curhatan Online adalah sebuah artikel rubrik khusus yang ditayangkan oleh media online kupass.com setiap akhir pekan. Rubrik ini ditulis langsung oleh Psikeater RS PKU Muhammadiyah Wonosari dan RSUD Wonosari Ida Rochmawati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *